Logo Bloomberg Technoz

Harga Tembaga Lesu di Tengah Isu Defisit, Ini Untungnya Buat RI

Sultan Ibnu Affan
13 December 2023 19:00

Gulungan tembaga di gudang milik Valjaonica Bakra Sevojno AD di Serbia./Bloomberg-Oliver Bunic
Gulungan tembaga di gudang milik Valjaonica Bakra Sevojno AD di Serbia./Bloomberg-Oliver Bunic

Bloomberg Technoz, Jakarta – Analis komoditas sekaligus Direktur Utama Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan harga tembaga pada tahun depan masih melaju dalam tren bearish, meski pasokan dunia diperkirakan defisit akibat pemangkasan produksi Anglo American Plc dan nihilnya pembukaan tambang baru setelah Cobre Panama ditutup.

Ibrahim menguraikan tren penurunan harga tembaga sudah terasa sejak beberapa waktu terakhir lantaran China – selaku importir terbesar dunia – tengah didera perlambatan ekonomi. 

“China [sebelumnya] adalah salah satu negara yang membuat kebutuhan tembaga global naik hampir  46%. Saat mereka mengalami permasalahan akibat gagal bayar sektor properti, ekonominya pun terpengaruh. Ini bakal berdampak negatif [ke permintaan tembaga] sehingga wajar kalau pada 2024 harga tembaga kemungkinan melambat,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (13/12/2023).

Pekan lalu, tembaga turun 1,9% menjadi US$8.448/ton di London Metal Exchange (LME), setelah penutupan Jumat pada level tertinggi dalam hampir empat bulan. Dalam sepekan terakhir, harga tembaga turun 0,75% secara point to point (ptp).

Namun, selama sebulan ke belakang, harga naik 3,09%. Kontrak tembaga untuk tenor 3 bulan di LME pada penutupan Selasa (12/12/2023) dibanderol US$8.355/ton, naik 0,17% dari hari sebelumnya.

Pergerakan harga tembaga./dok. Bloomberg