Sementara Prabowo, kelemahan utamanya adalah pada argumentasi yang dianggap kurang dipersiapkan. Prabowo cenderung spontan dan reaktif merespons argumentasi rivalnya.
"Sering kali pula emosinya lepas kendali dan menampakkan diri pada ekspresi wajah dan gestur tubuhnya. Hal ini berisiko membuatnya tergelincir," kata Wahyutama.
Namun plus bagi Prabowo adalah dia cenderung spontan dan pada akhirnya tampak original dan apa adanya. Adapun poin utama atau key message capres tersebut yakni patriotisme dan pengorbanan dalam kepemimpinan, pentingnya persatuan dan kebersamaan, keberlanjutan kepemimpinan.
"Beberapa highlight argumentasi yang disampaikan adalah kesuksesan pemerintahan saat ini dalam menjaga Indonesia dari krisis dan perpecahan, serta perlunya kepemimpinan yang arif dan dewasa," ujar dia.
Sementara Ganjar Pranowo juga memiliki plus minus dalam penampilannya. Ganjar secara umum terkendali, sayangnya dia dianggap lemah dalam menempatkan ide dan seakan gamang antara posisi penantang atau pro petahana. Dua posisi ini ada di Anies dan Prabowo.
"Kegamangan ini membuat pesan-pesan Ganjar seperti terkubur di tengah debat panas di antara dua kubu penantang dan petahana," imbuh dia.
Adapun poin kunci atau key message adalah kepemimpinan yang empatik dan merakyat. Narasi ini kata dia cukup jelas dengan mengangkat pengalamannya berinteraksi dengan akar rumput. Melalui hal ini Ganjar hendak menjanjikan kepemimpinan yang lebih empatik dan peduli dengan kebutuhan rakyat kecil.
"Teknik delivery Ganjar cukup menarik karena menekankan pada strategi naratif. Ganjar banyak mengangkat kisah-kisah individual masyarakat di berbagai pelosok Indonesia khususnya di daerah jauh dari Jakarta seperti Papua dalam menghadapi kesulitan hidup dan mengalami buruknya layanan pemerintah," kata dia.
Pengamat tersebut menilai bahwa debat capres akan menjadi faktor penting menarik suara. Apalagi ceruk suara pemilih yang belum menentukan atau pemilih yang masih bisa berubah baik undecided voters maupun swing voters di Pemilu 2024 masih tinggi. Terakhir lewat survei Litbang Kompas adalah 28,7%.
(ezr)