Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah dengan penurunan 0,6% dan 42,77 poin ke level 7.082,53 pada penutupan Sesi I Kamis (13/12/2023). Sementara kurs rupiah melemah 0,01% ke level Rp15.622/US$. 

Pada Sesi I IHSG bergerak terus melemah, rentang perdagangan terjadi 7.063–7.125. Data perdagangan menunjukkan nilai transaksi sepanjang hari hanya Rp5,8 triliun dari sejumlah 13,68 miliar saham yang diperjualbelikan.

Penutupan IHSG Sesi I Rabu 13 Desember (Bloomberg)

Tercatat hanya ada penguatan 206 saham dan sebanyak 326 saham terjadi pelemahan. Sedangkan terdapat 202 saham stagnan.

Sektoral saham teknologi, dan saham perindustrian menjadi pemberat laju IHSG dengan terkoreksi 2,49% dan 0,94%, disusul oleh pelemahan pada saham energi dengan drop 0,84%. Sedangkan, sektoral saham kesehatan kokoh di zona hijau dengan penguatan 0,42%.

Sejumlah saham-saham sektor teknologi yang menjadi pendorong pelemahan IHSG ialah, PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) yang jatuh 7,78%, PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN) terkoreksi 6,67% terutama saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) drop 5,32%.

Senada, saham perindustrian juga anjlok dan jadi pemberat, PT Tanah Laut Tbk (INDX) drop 9,48%, PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) melemah 6,58%. PT United Tractors Tbk (UNTR) terkontraksi 3,55%.

Kinerja bursa di Asia siang hari ini kompak bergerak melemah. Indeks Hang Seng Hong Kong drop 1,09%, indeks Kospi melemah 0,84%, indeks Shanghai melemah 0,79%, indeks Strait Times Singapore terdepresiasi 0,07% dan indeks Nikkei 225 naik 0,46%.

Saham-saham di Asia melaju di zona merah tersengat antisipasi jelang keputusan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) tahun ini. Data inflasi AS terbaru mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga yang agresif tahun depan.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pasar terus bertaruh bahwa para pejabat The Fed akan menahan diri pada Rabu. Namun, data ekonomi terbaru mempertanyakan perkiraan agresif dari sifat dovish. Para trader sedikit mengurangi pertaruhan mereka terhadap penurunan suku bunga pada 2024, dengan memperkirakan penurunan suku bunga pertama terjadi pada Mei.

Data tersebut juga memicu spekulasi bahwa Gubernur Jerome Powell akan mencoba mengabaikan pelonggaran kebijakan The Fed.

Powell mengingatkan investor bahwa kemajuan inflasi akan "Bertumpuk dan berliku-liku." Fakta bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) pada Selasa sejalan dengan perkiraan, namun sedikit meningkat, hal ini menegaskan sifat berliku-liku dalam membawa inflasi kembali ke target 2% terutama di sektor jasa, yang menjadi fokus terakhir dalam perjuangan The Fed melawan inflasi.

"Menurut saya The Fed tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dalam waktu dekat," kata Nancy Daoud, penasihat kekayaan pribadi di Ameriprise Financial kepada Bloomberg Television.

(fad)

No more pages