Logo Bloomberg Technoz

Ponsel pintar Huawei Mate Pro 60 sudah dijual sejak Agustus, menantang kecanggihan iPhone milik Apple  Inc — dan menunjukan bahwa kemampuan produksi Huawei lebih canggih dari yang diperkirakan.

Raimondo mendapatkan tekanan yang semakin besar dari Partai Republik, dengan mengatakan bahwa cip SMIC menunjukkan pelanggaran secara jelas terhadap sanksi AS melawan China.

Pemerintah AS diminta segera merespon dengan memutus hubungan kedua perusahaan tersebut dengan pemasok mereka di Amerika.

Raimondo enggan memberikan konfirmasi bahwa penyelidikan formal yang sedang dilakukan terhadap situasi tersebut. Lebih jauh Biro Industri dan Keamanan (Bureau of Industry and Security/BIS) di departemennya sedang menyelidiki cip 7 nanometer (nm) yang diduga digunakan untuk sumber kekuatan ponsel Huawei.

“Investigasi membutuhkan waktu” ujarnya saat berkunjung ke Nashua, New Hampshire. “Anda tahu, kami membutuhkan mereka untuk bersama. Kami perlu mengumpulkan seluruh informasi. Jadi pada titik ini, yang ingin saya katakan adalah hal ini mengkhawatirkan dan kami akan mengambil tindakan apapun sekuat mungkin untuk melindungi Amerika.”

Ketika ditanya mengenai perangkat ponsel Huawei selama kesaksian di kongres pada bulan Oktober, Raimondo mangatakan bahwa BIS memerlukan lebih banyak sumber daya untuk menegakkan kontrolnya. Permintaan yang sama dia ulangi akhir pekan lalu di Forum Pertahanan Nasional Reagan, di California.

Untuk diketahui AS telah memblokir penjualan teknologi Amerika tertentu kepada Huawei sejak tahun 2019. Selama beberapa tahun terakhir, pemerintahan Biden juga telah menerapkan control besar-besaran terhadap ekspor cip komputasi canggih – dan peralatan yang digunakan untuk membuatnya — ke negara kedua di dunia.

Smartphone Huawei Mate 60 Pro (Bloomberg)

Para pejabat di Washington telah menulis kontrol ekspor tersebut dengan berkoordinasi dengan rekan-rekan mereka di Belanda dan Jepang, yang merupakan rumah bagi produsen peralatan pembuat chi terkemuka di dunia yaitu ASML Holding dan Tokyo Electron. 

Namun dibutuhkan beberapa bulan untuk membuat Amstredam dan Tokyo menyetujui pembatasan yang dilakukan China, sehingga memberikan China waktu menimbun peralatan sebelum tindakan keras yang diantisipasi.

Bloomberg News melaporkan pada bulan Oktober, SMIC memproduksi cip untuk Huawei, menggunakan mesin ultraviolet dalam imersi ASML, yang dikombinasikan dengan peralatan dari perusahaan lain.

Raimondo menolak mengonfirmasi ketika ditanya apakah AS berkoordinasi dengan Belanda dalam penyelidikan chip SMIC. Ia hanya bilang bahwa penyelidikan sedang dilakukan.

“Namun  menurut saya, kami akan berbicara dengan sekutu kami dalam melakukan pekerjaan investigasi ini,” ucapnya.

“Kami akan berbicara dengan sekutu kami, kami akan berbicara dengan perusahaan, kami akan berbicara dengan sumber-sumber kami di lapangan, dan sebagainya.”

“Kami cukup rutin melakukan kontak dengan Belanda dan ASML, karena mereka ada mitra kami dalam pengendalian ekspor inim: lanjutnya. “Saya telah berbicara dengan mereka secara rutin, tidak hanya tentang penyelidikan ini.”

(bbn)

No more pages