Bloomberg Technoz, Jakarta - JP Morgan menurunkan peringkat atau rating saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjadi underweight dari sebelumnya neutral. Ini ada kaitannya dengan pergerakan dua saham entitas Grup Barito, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Dalam riset JP Morgan, Rabu (13/12/2023) dijelaskan, harga saham Barito Pacific (BRPT), yang merupakan induk dari Grup Barito, yang sejak 2 November 2023 telah naik 60% jelas melampaui performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kenaikan itu didorong oleh lonjakan harga saham dua Grup Barito, Barito Renewables (BREN) dan Chandra Asri (TPIA) belakangan ini.
"JP Morgan tidak melihat adanya perubahan outlook pertumbuhan kinerja BREN dan TPIA yang memberikan alasan untuk melakukan reli seperti itu," seperti dikutip dari riset tersebut.
"Dalam pandangan JP Morgan, dengan EBITDA lebih dari 100 kali baik untuk Barito Renewables (BREN) dan Chandra Asri (TPIA), kenaikan itu kemungkinan tidak bisa bertahan untuk 12 bulan ke depan."
Sehingga, bisa dibilang, hal itu yang menjadi faktor risiko untuk saham Barito Pacific (BRPT) di masa mendatang.
Terlebih, perbaikan kinerja keuangan Chandra Asri (TPIA) berjalan lambat. Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang baru diakuisisi oleh Barito Renewables (BREN) juga sejatinya tidak memberikan dampak signifikan.
Seperti diketahui, Barito Renewables (BREN) baru saja mengumumkan rencana akuisisi 100% saham PT Sidrap Bayu Energy, operator PLTB terbesar di Indonesia dengan kapasitas 75 megawatt (MW).
"Meski terbesar, Sidrap Bayu Energy hanya akan berkontribusi 2% terhadap net asset value (NAV) BREN."
Semua faktor tersebut mendorong JP Morgan menurunkan rating saham BRPT menjadi underweight, namun mempertahankan target harga Rp1.100/saham.
Informasi saja, underweight adalah istilah dalam perdagangan saham, di mana analis memprediksi harga saham tersebut akan cenderung mengalami penurunan dalam 6-12 bulan dibandingkan dengan saham lain di sektor yang sama.
(red)