Rupiah Bisa Perkasa Hari Ini Pasca Inflasi AS Beri Angin Segar
Tim Riset Bloomberg Technoz
13 December 2023 07:45
Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (13/12/2023), berpeluang menguat pasca rilis data inflasi AS semalam memperlihatkan tekanan harga di perekonomian terbesar di dunia itu terlihat melandai, memperkuat peluang penurunan bunga acuan Federal Reserve (The Fed) tahun depan. Secara teknikal, rupiah juga memperlihatkan peluang penguatan hari ini di kisaran Rp15.565/US$
Indeks dolar AS langsung tergerus turun mengakhiri dua hari penguatan. Indeks mata uang di pasar negara berkembang, MSCI Emerging Market Currency Index semalam juga ditutup menguat dengan kenaikan daya tarik aset pasar negara berkembang, salah satunya ditandai dengan kenaikan obligasi emerging market.
Sentimen positif dari data inflasi AS yang menaikkan ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed tahun depan, bisa memberi peluang bagi rupiah yang telah mencatat penurunan dua hari berturut-turut. Di pasar forward, kontrak NDF (Nondeliverable forward) rupiah bergerak di kisaran Rp15.583-Rp15.589/US$ pagi ini, lebih kuat dibanding level penutupan di pasar spot kemarin di mana rupiah ditutup Rp15.620/US$.
Biro Pusat Statistik AS melaporkan inflasi negeri itu pada November melandai menjadi 3,1% year-on-year, lebih rendah dibanding tahun lalu 3,2%. Secara bulanan, bulan lalu di Amerika tercatat inflasi sebesar 0,1% dari semula 0%. Sementara inflasi inti pada November lalu tak bergerak secara tahunan yaitu 4%, namun secara bulanan tercatat lebih tinggi ketimbang bulan lalu yaitu menjadi 0,3% dari 0,2% bulan Oktober.
Kini, perhatian pelaku pasar akan bergeser menanti keputusan The Fed yang menggelar rapat komite terbuka, Federal Open Meeting Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada hari ini. Para pedagang di pasar swap memperkirakan, The Fed akan menahan bunga acuan di 5,5% dengan probabilitas 98,2%.