Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penggalangan dana yang lebih konservatif sebesar Rp175 triliun hingga Rp200 triliun untuk tahun depan, mengingat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
Meskipun "jalur pasar modal tahun depan tidak dapat disangkal tergantung pada hasil pemilu yang akan datang," infrastruktur negara dan pergeseran global menuju energi terbarukan dan kendaraan listrik "telah mendorong banyak perusahaan yang berpusat di sekitar tema-tema ini untuk aktif mengejar pendanaan tepat waktu," kata Prabowo.
Lebih dari 200 juta orang diharapkan memberikan suara pada 14 Februari dan memilih sosok pemimpin yang akan memimpin negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang terlihat mendapatkan dukungan, dan lawannya, mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, keduanya telah berjanji untuk melanjutkan warisan Jokowi.
Pengumuman resmi pemenang pemilu akan diumumkan pada Maret. Namun, jika tidak ada pasangan yang memperoleh lebih dari 50% suara, pemungutan suara ulang akan digelar pada Juni.
"Meskipun kami memperkirakan pemilu di Indonesia akan berjalan lancar dan tidak menimbulkan perpecahan, kami yakin transaksi berskala menengah hingga besar hanya akan terjadi setelah pemilu pada Februari dan berdasarkan bukti kesinambungan kebijakan," kata Mohit Mirpuri, mitra senior di SGMC Capital Pte Ltd yang berbasis di Singapura, yang berinvestasi dalam IPO Indonesia.
Mirpuri mengatakan, perusahaan-perusahaan yang diperkirakan akan menawarkan saham di Jakarta pada semester pertama termasuk perusahaan sawit milik negara PalmCo, Pertamina Hulu Energi, sebuah unit dari raksasa minyak PT Pertamina, dan produsen pupuk PT Pupuk Kalimantan Timur. Mereka bisa mengumpulkan sekitar US$2,5 miliar melalui penawaran mereka.
Berdasarkan data Bloomberg, hasil yang dikumpulkan di Jakarta tahun ini lebih dari dua kali lipat dari jumlah gabungan yang diperoleh Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Jumlah tersebut 62% lebih tinggi dari tahun lalu, dan hanya sedikit di belakang total hasil yang terkumpul pada tahun 2021, ketika unicorn lokal terdaftar di tengah hiruk pikuk teknologi global.
Namun, menurut Moleonoto The, Direktur Utama IndoPremier Sekuritas di Jakarta, transaksi berskala besar akan membutuhkan waktu karena emiten mungkin menunggu sampai semuanya selesai sebelum mengerjakan kebutuhan dokumentasi mereka.
Sebagian besar transaksi direncanakan dilakukan pada akhir tahun depan atau awal 2025. Namun, "saya tidak akan terkejut jika, pada awal kuartal kedua, Anda akan melihat banyak perusahaan berusaha mempercepat jadwal mereka," katanya.
(bbn)