Logo Bloomberg Technoz

Adapun saham-saham teknologi yang melaju pesat adalah, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) meroket 9,3% ke posisi Rp94/saham, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) melesat naik 7,14% ke posisi Rp3.000/saham dan juga PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melesat naik 2,56% ke posisi Rp200/saham.

Senada, saham keuangan juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) meroket 18,9% ke posisi Rp440/saham, PT Bank Jago Tbk (ARTO) melesat naik 15,7% ke posisi Rp3.600/saham. Serta, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menguat 12,5% ke posisi Rp342/saham.

Indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga ikut menguat dan parkir di zona hijau, dengan kenaikan 4,81 poin atau 0,51% ke posisi 941,52.

Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori positif antara lain, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melesat naik 45 poin ke posisi Rp1.080/saham, dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) terbang 275 poin ke posisi Rp8.075/saham.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) terapresiasi 25 poin ke posisi Rp965/saham, dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik 40 poin ke posisi Rp1.755/saham.

Tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat 100 poin ke posisi Rp5.275/saham, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) naik 50 poin ke posisi Rp2.850/saham. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) terapresiasi 2 poin ke posisi Rp150/saham.

Adapun pasar saham Asia bergerak menguat pada perdagangan sore hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong meroket 1,07%, indeks Shanghai Composite menghijau 0,4%, indeks Kospi menguat 0,39%, indeks Strait Times Singapore melesat 0,39% dan indeks Nikkei 225 terapresiasi 0,16%. Sementara itu, Dow Jones Index Future naik 0,02%.

IHSG dan Bursa Saham Asia kompak menguat jelang rilis data ekonomi penting Amerika Serikat dan pertemuan para pemimpin Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan memberi petunjuk baru terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan tahun depan.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat yang terbit pada Selasa malam nanti akan memberikan gambaran jelas apakah tren disinflasi akan terus berlanjut, atau terhenti. 

Laporan ini akan dirilis sehari sebelum keputusan terakhir Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dijadwalkan 12–13 Desember 2023, dengan para pejabat diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan dan mengumumkan Ringkasan Proyeksi Ekonomi mereka.

"Ini bisa menjadi minggu yang monumental bagi pasar-pasar di Asia jika saja data IHK Amerika Serikat dan The Fed memastikan bahwa siklus kenaikan suku bunga telah berakhir," kata Charu Chanana, seorang Ahli Strategi Market di Saxo Markets, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Menurut ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, IHK AS diperkirakan stagnan di angka 0% efek secara langsung dari penurunan harga energi, dengan inflasi inti bulanan sebesar 0,3%.

Survei yang dilakukan oleh 22V Research menunjukkan 46% investor yang disurvei berpendapat bahwa reaksi pasar terhadap inflasi akan beragam. Sebanyak 28% bertaruh pada peristiwa risk-off, dan hanya ada 26% yang melihat respons risk-on.

"Ekspektasi inflasi jangka pendek telah turun tajam akibat penurunan harga energi dalam beberapa bulan terakhir," kata Anna Wong dan Stuart Paul dari Bloomberg Economics.

"Hal ini memberikan lebih banyak ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan karena risiko penurunan terhadap aktivitas dan risiko kenaikan inflasi menjadi lebih seimbang," terangnya.

(fad)

No more pages