Bloomberg Technoz, Jakarta - Reli yang terjadi pada sejumlah aset kripto dalam sepekan mulai melandai. Bitcoin bergerak melemah terbatas dengan penurunan 0,75% di harga US$41.887 pada pukul 16.30 WIB. Meski melandai, laju Bitcoin masih berpotensi menguat lagi, secara teknikal.
Mengutip data CoinMarketcap, Selasa (12/12/2023), top 10 market caps aset kripto pergerakannya bervariasi. Adapun penguatan tertinggi terjadi pada token Avalanche (AVAX) dengan kenaikan mencapai 15,19% dalam 24 jam dan secara sepekan sudah meroket 82,28% pada harga US$40,41.
Sementara yang paling dalam penurunannya terjadi pada Dogecoin (DOGE) milik Elon Musk yang terkoreksi hingga 1,24% dalam 24 jam, dan masih menguat 9,42% dalam sepekan menuju harga US$0,09659.
Bitcoin tercatat melemah terbatas dengan masih berada pada harga US$41.887 yang turun 0,75% dalam 24 jam dan sudah ada di zona hijau dalam sepekan, adapun penguatannya tersisa 0,62%.
Dengan gerak tersebut, Bitcoin terkonfirmasi melemah dari level tertingginya dalam 20 bulan perdagangan. Meskipun demikian, Bitcoin telah melonjak lebih dari 150% sejak Januari 2023, memicu optimisme pasar aset kripto yang Bullish akan berlanjut hingga tahun 2024-2025.
Analis Ajaib Kripto, Panji Yudha memaparkan, peningkatan harga Bitcoin pekan lalu diikuti oleh aksi ambil untung pada awal pekan ini jelang rilisnya serangkaian data ekonomi penting dalam beberapa hari ke depan. Namun, tren bullish Bitcoin masih terjaga.
Jika mencermati pergerakan harganya secara teknikal, Bitcoin masih ada potensi untuk melanjutkan tren Bullish-nya dalam jangka menengah, terlihat pada reli yang tengah terjadi dengan nyaman bergerak di atas support pada US$40.000

Adapun range penguatan Bitcoin berpotensi menuju US$43.500 dan US$44.500 sebagai level resistance yang tercermin pada time frame daily.
“Tren ini akan tetap kuat jika beberapa hari ke depan Bitcoin mampu bertahan di atas level US$40,000,” mengutip riset yang diterbitkan Panji.
Bergeser, BNB Koin masih dalam tren naik dengan penguatan 6,81% serta dalam sepekan meroket mencapai 8,54% dan parkir pada harga US$249,24.
Selanjutnya, Cardano (ADA) menguat 6,04% dalam 24 jam, dan sepanjang sepekan sukses mencetak tren positif, dengan mencetak kenaikan 48,17% pada harga US$0,5926.
Solana (SOL) juga tengah bergerak menguat. Dengan mencatatkan kenaikan 3,48% dalam 24 jam menjadi US$71,37, dan masih naik 18,98% dalam sepekan.
Di sisi lain, Ethereum (ETH) drop pergerakannya 0,46% dalam 24 jam, dan telah menghijau 1,24% dalam sepekan menuju harga US$2.231,21.
TRON (TRX) juga sudah memasuki tren zona merah, terkontraksi 0,42% dan secara seminggu perdagangan naik 2,05% pada harga US$0,105.
Shiba Inu (SHIB) dan Litecoin (LTC) dengan tengah parkir di zona merah dalam 24 jam. Dengan masing-masing minus 0,55% dan 0,44%.
Sentimen Aset Kripto
Pekan ini, investor aset kripto akan dengan cermat memperhatikan data inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang akan dirilis pada Selasa malam, yang diperkirakan tidak akan menunjukkan kenaikan inflasi utama AS pada November, bersama dengan Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI).
Selain itu, keputusan atas kebijakan The Fed tentang suku bunga acuan untuk tahun ini yang akan diumumkan pada Rabu juga akan menjadi fokus bagi pelaku pasar aset kripto.
Panji menambahkan, sepanjang tahun 2023, pasar aset kripto telah mendapatkan keuntungan dari penurunan data makro ekonomi karena melandainya inflasi dan pertumbuhan yang melambat, mendukung ekspektasi penurunan suku bunga acuan yang signifikan tahun depan. Oleh karena itu, pertemuan kebijakan moneter terbaru The Fed minggu ini akan menjadi perhatian utama.
“Mayoritas pasar memperkirakan bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan tetap stabil pada pengumuman Rabu besok. Akan tetapi, masih ada ketidakpastian tentang timing pemotongan suku bunga pertama,” terang Panji.
Ekspektasi mencerminkan kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan sekitar 25 basis poin (bps) pada Maret dengan probabilitas sekitar 43%, sementara peluangnya mencapai 49% pada Mei, menurut FedWatch Tool CME.
Ada beberapa faktor yang mendukung kenaikan harga aset kripto untuk tahun depan, termasuk antisipasi terhadap persetujuan dana Bitcoin pertama yang diperdagangkan di bursa (Exchange-Traded Fund/ETF) AS, yang diharapkan akan memicu minat baru dari para investor.
“Selain itu, perbaikan latar belakang makro ekonomi, dengan ekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga acuan beberapa kali tahun depan, dan juga adanya peristiwa Bitcoin Halving, telah menjadi faktor lain yang berpotensi akan mendorong pasar kripto untuk melanjutkan momentum bullishnya tahun depan,” tutup Panji.
(fad/wep)