Julia Fioretti - Bloomberg News
Bloomberg, MBC Group, lembaga penyiaran terbesar di Timur Tengah, berhasil menarik US$14,5 miliar atau setara Rp226 triliun permintaan investor untuk penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Arab Saudi, dimana target perolehan senilai 831 juta riyal Saudi atau setara Rp3,4 triliun. Hal ini meningkatkan lonjakan penawaran saham di Teluk Persia menjelang akhir tahun.
MBC menetapkan harga IPO pada 25 riyal per saham — harga tertinggi yang dipasarkan — untuk penawaran saham sebesar 10% dari perusahaan, seperti yang diumumkan dalam pernyataan pada hari Selasa. Penetapan harga tersebut membuat valuasi lembaga penyiaran tersebut mencapai US$2,2 miliar.
Permintaan investor yang kuat menunjukkan bahwa minat terhadap penawaran saham di Timur Tengah tetap sehat, bahkan ketika IPO di tempat lain kesulitan mendapatkan perhatian. Harga minyak yang tinggi telah membantu mendorong lonjakan pencatatan saham selama dua tahun terakhir. Para investor yang berlimpah dengan uang terus berinvestasi dalam penawaran-penawaran saham yang seringkali memberikan hasil yang baik.
Menurut ketentuan kesepakatan yang dilihat oleh Bloomberg, pembeli ritel dapat mengajukan penawaran untuk IPO antara tanggal 14 dan 18 Desember. Sementara tanggal perdagangan masih belum ditentukan, tetapi kemungkinan besar akan berlangsung pada tahun 2024.
Didirikan di London pada tahun 1991, MBC adalah grup televisi satelit pan-Arab milik swasta pertama sebelum pemerintah Arab Saudi mengambil 60% saham. Pendiri dan chairman, Waleed Al Ibrahim — salah satu pengusaha terkaya di Arab Saudi — memiliki sisa saham.
Melunasi Utang
MBC memiliki 13 saluran televisi gratis dan memiliki layanan streaming video Shahid, yang merupakan platform terbesar di Timur Tengah dan Afrika Utara dalam hal jumlah pelanggan.
MBC berencana menggunakan hasil dari IPO untuk melunasi utang, meningkatkan fleksibilitas keuangan, dan berinvestasi dalam konten baru untuk Shahid dan inisiatif lainnya.
Al Ibrahim merupakan salah satu dari puluhan miliarder yang ditahan di Ritz Carlton Riyadh pada tahun 2017 sebagai bagian dari apa yang disebut pemerintah sebagai kampanye anti-korupsi. Namun, tindakan tersebut dipandang oleh pihak lain sebagai gertakan terhadap beberapa bisnis terkaya dan rival potensial di negara tersebut.
Setelah Ritz dikosongkan, pemerintah mengambil kendali 60% saham MBC — termasuk saham milik keluarga pengusaha Saleh Kamel — sementara Al Ibrahim mempertahankan 40% sahamnya.
MBC memindahkan markas besarnya ke Dubai, Uni Emirat Arab pada tahun 2002, dan kemudian ke ibu kota Arab Saudi, Riyadh.
HSBC Holdings Plc, JPMorgan Chase & Co, dan SNB Capital adalah penasihat keuangan, pembuat buku, dan penjamin untuk IPO. Sementara GIB Capital adalah penasihat keuangan untuk pemegang saham utama.
(bbn)