Logo Bloomberg Technoz

Dengan mengandaikan suara PKB utuh, peta suara pada dua pemilu terakhir menggambarkan pertarungan sengit akan terjadi antara koalisi Prabowo-Gibran dengan Anies-Muhaimin di Jawa Timur. Koalisi Indonesia Maju (KIM) tercatat menguasai 36,42% suara; unggul tipis dari KPP yang mengantongi 34,62% suara Jawa Timur pada Pemilu 2019. Sedangkan Koalisi PDIP hanya memiliki 26,12% suara.

Namun, perkembangan dinamika politik menunjukkan perubahan pilihan politik Nahdliyin di Jawa Timur. NU sudah tak lagi semata atau identik dengan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. Banyak tokoh NU yang memiliki pilihan politik di luar keputusan koalisi dan calon yang diusung partai berlambang peta Indonesia dengan 9 bintang tersebut.

Salah satu tokoh NU, Yenny Wahid sendiri kerap mendorong Nahdliyin untuk tetap memilih PKB sebagai perwakilan di DPR. Akan tetapi, soal sosok capres dan cawapres, dia mengatakan, tak perlu sama dengan pilihan PKB. Hal ini sekaligus menggambarkan suara NU kepada PKB tak serta merta berarti dukungan kepada Anies-Muhaimin pada Pemilu 2024.

Yenny Wahid sendiri menjadi tim pemenangan nasional koalisi PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud MD. Meski koalisinya diperingkat bontot di Jawa Timur, PDIP bisa menjadi kuda hitam dengan keberadaan sejumlah tokoh NU pada koalisinya. Cawapres Mahfud MD sendiri adalah tokoh gusdurian Jawa Timur, khususnya Madura, yang juga berpotensi mendapat dukungan sejumlah nahdliyin.

Bahkan, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU, Said Aqil Siroj sudah mengisyaratkan dukungannya kepada Ganjar dan Mahfud. Salah satu tokoh Islam berpengaruh tersebut bisa saja menjadi magnet dukungan kepada PDIP di Jawa Timur dan wilayah lainnya, terutama Pulau Jawa.

Chico Hakim dari TPN Ganjar-Mahfud pun menilai, keberadaan PKB dan Muhaimin tak akan memberi efek besar kepada perolehan suara Anies di Jawa Timur. Mereka optimis Nahdliyin justru akan mendukung Ganjar berkat keberadaan Mahfud MD, Yenny Wahid dan Tri Rismaharini atau Risma pada tim pemenangan.

"Dalam waktu dekat akan diplot untuk menggaet suara di Jawa Timur," kata dia.

Di sisi lain, KIM juga menggandeng sejumlah tokoh Jawa Timur untuk mengamankan suara. Mereka kabarnya akan didukung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa yang juga tokoh NU. Selain itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memiliki basis kuat di beberapa wilayah Jawa Timur pun berjanji akan 'turun gunung'.

Wakil Komandan TKN, Imannuel Ebenezer membenarkan Prabowo-Gibran akan menggunakan dukungan sejumlah tokoh dan ulama NU untuk mendulang suara di Jawa Timur. Koalisi tersebut pun telah menggandeng Khofifah, beberapa ulama NU, dan tokoh masyarakat.

Saat ini, TKN Prabowo-Gibran pun tengah mempersolid kekuatan suara yang diperoleh koalisi pada pemilu sebelumnya. "Karena kami punya basis, punya kantong-kantong yang dulu bersama kita. Sekarang kita berusaha untuk meyakinkan mereka lagi," ujar dia.

Jika sesuai dengan hasil sigi dan pendapat pengamat politik, suara PKB kemungkinan akan tergerus ke dua lawannya. Suara koalisi PDIP berpotensi meningkat dengan keberadaan Yenny, Mahfud, dan Risma. Sedangkan KIM bisa mengokohkan penguasaan suaranya dengan bantuan Khofifah dan SBY. Selain itu, Presiden Jokowi yang kabarnya mendukung pasangan nomor urut 2, bisa mendorong loyalisnya di Jawa Timur untuk memberikan suara bagi putra sulungnya.

"Kami percaya PKB dan cak Imin bisa menarik suara kiyai, NU, santri di Jawa Timur dan Jawa Tengah," kata juru bicara Timnas Amin, Angga Putra Fidrian. "Dengan segala cara, dengan segala strategi media yang mereka punya."

(red)

No more pages