“Semua investasi yang dari China itu tergantung dari badan penanaman modal di sana, ODI [Outbond Direct Investment],” kata Toto ketika ditemui usai acara peluncuran Battery Asset Management Service (BAMS), medio Juni.
Saat itu, investasi CATL di Indonesia memang disinyalir mencapai US$6 miliar atau tidak jauh berbeda dari yang baru saja diungkapkan Toto. Kabarnya, pabrik baterai CATL kemungkinan bakal didirikan di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah atau Kalimantan Utara.
Konsorsium CBL pun tengah mengkaji kembali studi kelayakan bersama dengan IBC berkaitan dengan penghiliran nikel lanjutan dari sisi pemurnian, prekursor, katoda, sel baterai hingga tahap daur ulang.
Masuknya CATL lewat konsorsium CBL diharapkan tidak hanya membantu pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Keberadaan pabrik baterai kendaraan listrik CATL diharapkan akan menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik di Asia Tenggara.
Berdasarkan data NSE Research, CATL menjadi pemasok utama secara global dengan pangsa pasar 35% pada kuartal I/2023. CATL diketahui sudah bekerjasama dengan produsen otomotif ternama, antara lain dengan Ford Motor, Honda Motor Co, BMW, Volkswagen, dan Tesla untuk memasok baterai mobil listriknya didukung oleh 13 pusat produksi.
Gandeng Antam
Belum lama ini pun, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengumumkan bakal bekerja sama dalam proyek patungan pabrik baterai EV dengan CATL.
Setala dengan Toto, Direktur Pengembangan Usaha Antam I Dewa Bagus Wirantaya menuturkan rencana kolaborasi tersebut meliputi pengembangan ekosistem pembuatan pabrik baterai EV dari hulu ke hilir pertambangan nikel.
"Skema kerja sama ini dari hulu ke hilir, dari upstream, midstream sampai di downstream," ujarnya dalam paparan publik secara daring, akhir November.
Untuk hilir, Dewa mengatakan, perusahaan berkode saham ANTM akan bersinergi dengan IBC. Untuk hilir, ANTM akan mengerjasamakan tambang nikel milik anak usahanya PT Sumber Daya Arindo (SDA) dan juga porsi minoritas di proyek smelter nikel RKEF dan HPAL.
Adapun, holding BUMN pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) sebelumnya mengungkapkan proyek pabrik baterai listrik dari CATL dirancang untuk kapasitas produksi 15 GW, dengan kebutuhan dana sekitar US$12 miliar.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan pabrik baterai tersebut rencananya dibangun sampai dengan 2027, mengikuti pengembangan ekosistem kendaraan listrik roda dua dan empat di dalam negeri.
“[Kebutuhan investasinya] US$12 miliar, tetapi masih terbuka peluang [untuk kerja sama dengan perusahaan lainnya],” ujarnya di sela acara Forum Sinergi BUMN-Swasta, medio Agustus.
– Dengan asistensi Sultan Ibnu Affan dan Mis Fransiska Dewi
(wdh)