Logo Bloomberg Technoz

Dia pun mengelaborasi dampak ekonomi dari jorjoran investasi ekosistem baterai EV dapat dilihat dalam beberapa indikator.

Pertama, adopsi mobil dan sepeda motor listrik yang meningkat sehingga mampu menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) hampir 14 juta ton/tahun atau setara dengan 8%—10% emisi dari sektor transportasi.

Kedua, penurunan impor bahan bakar minyak (BBM). Dengan masifikasi penggunaan EV, sebut Toto, negara bisa menghemat impor BBM setara 26 juta barel atau sekitar US$4 miliar—US$5 miliar per tahun. 

“Saya sebelumnya di Pertamina. Saya tukang impor dahulu. Jadi kalau ada kebutuhan nasional, saya yang impor. Satu tahun kita pernah impor hampir 26 miliar BBM dan LPG, itu sekitar Rp500 triliun hanya untuk impor,” sebutnya.

Ketiga, kenaikan produk domestik bruto (PDB). Menurut Toto, nilai investasi LGES dan CATL yang mendekati US$10 miliar bakal berkontribusi terhadap kenaikan PDB senilai Rp3.000 triliun dalam 30 tahun operasi pabrik baterainya. 

“Ini bukan angka abal-abal; diverifikasi oleh lembaga independen Universitas Indonesia. Jadi efek terhadap gaji dan lapangan kerja ada di situ juga. Hal yang paling penting adalah [serapan] tenaga kerja. Selama proyek ini sebanyak 150.000 orang akan terserap,” klaim Toto.

-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi

(wdh)

No more pages