3 Dampak Ambisi RI Bikin Pabrik Baterai Gigantis dari LGES & CATL
Wike Dita Herlinda
12 December 2023 11:50
Bloomberg Technoz, Jakarta – Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menjabarkan ambisi pemerintah mendirikan pabrik raksasa atau gigafactory baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) mulai membawa dampak keekonomian yang konkret.
Gigafactory baterai EV tersebut, kata Toto, melibatkan investasi jumbo LG Energy Solution Ltd dari Korea Selatan dan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) dari China dengan total nilai penanaman modal lebih dari US$10 miliar (sekitar Rp156,33 triliun asumsi kurs saat ini).
“Indonesia – di luar China, Amerika, dan Eropa – adalah negara pertama yang melakukan investasi gigafactory [baterai EV]. Jadi apapun yang [kapasitasnya] di atas 10 gigawatt hour [GWh], itu gigafactory; 10 GWh itu cukup untuk 150.000 mobil listrik setahun atau hampir 2 juta kendaraan roda dua. Jadi, jumlahnya sangat masif dan ini sudah diinvestasikan di Indonesia,” kata Toto, Senin (11/12/2023).
CATL merupakan produsen baterai EV nomor wahid dunia, sedangkan LG bertengger di posisi ketiga. Total investasi pabrik keduanya di Indonesia diharapkan menghasilkan kapasitas baterai hampir 400 GWh.
Untuk itu, lanjut Toto, pemerintah juga memacu investasi lain untuk mendukung produksi pabrik baterai tersebut – mulai dari pembangunan smelter nikel berbasis high pressure acid leaching (HPAL), pabrikan komponen baterai, hingga seterusnya – yang membutuhkan modal sekitar Rp220 triliun.