Jefferies juga memperkirakan terjadinya defisit besar tahun depan.
“Penurunan pasokan memperkuat pandangan kami bahwa pasar tembaga sedang memasuki periode pengetatan yang lebih jelas,” kata analis Goldman termasuk Nicholas Snowdon.
Analisis Teknikal
Bagaimana prospek harga tembaga? Apakah masih bisa naik lagi?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), tembaga memang berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 50,63.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang berada di posisi bullish. Namun angkanya hanya tipis di atas 50, yang mengindikasikan sebenarnya tembaga netral saja.
Namun, indikator Stochastic RSI menunjukkan angka 17,54. Sudah di bawah 20, yang berarti oversold (jenuh jual).
Meski demikian, sepertinya tekanan jual terhadap tembaga belum selesai. Akibatnya, risiko koreksi harga masih mungkin terjadi.
Target support terdekat ada di US$ 8.329/ton. Jika tertembus, maka ada kemungkinan harga tembaga turun lagi ke US$ 8.222/ton.
Sementara resisten terdekat adalah US$ 8.519/ton. Penembusan di titik ini bisa membuat harga tembaga naik lagi menuju US$ 8.674/ton.
(aji)