Bloomberg Technoz, Jakarta - Narasi Indonesia bisa bubar atau paling tidak berpotensi bubar disampaikan oleh calon presiden (capres) yang maju di pemilu dari waktu ke waktu. Soal ketimpangan ekonomi yang bisa menyebabkan negara pecah diungkapan capres nomor urut 01 Anies Baswedan dalam beberapa kesempatan termasuk pada saat kampanye.
Namun soal narasi Indonesia bisa bubar pernah digaungkan Prabowo Subianto ketika berkontestasi pada Pemilu 2019 melawan Jokowi, capres petahana pada saat itu.
Ucapan Prabowo yang mengutip novel berjudul Ghost Fleet menyebut bahwa Indonesia bubar pada 2030.
Diketahui buku tersebut memang ditulis oleh dua ahli strategi Amerika Serikat yang secara garis besar menggambarkan perang antara Amerika Serikat melawan China tahun 2030. Namun demikian dengan genre fiksi maka buku tersebut bukanlah hasil riset penelitian dan secara ilmiah bisa digunakan sebagai dasar. Hal ini sempat membuat publik heboh dan menilai Prabowo tak seharusnya mengutip karya yang berjenis fiksi.
Memang disebutkan, novel itu sempat menjadi perhatian para petinggi militer di AS. Penulisnya adalah Peter Warren Singer dan August Cole. Sementara judul asli bukunya adalah Ghost Fleet: a Novel of The Next World War yang terbit pertama kali pada 2015.
Prabowo kemudian dalam beberapa kesempatan pada akhir 2018 menyampaikan soal Republik Indonesia pada 2030 diramal tak ada lagi.
Narasi soal negeri bubar jalan kini digaungkan lagi oleh Anies Baswedan. Yang berbeda, Anies mengeklaim bahwa dasar argumennya adalah hasil penelitian soal negara-negara Balkan yang hasil pecahan karena ketimpangan ekonomi.
Yugoslavia yang pernah besar terpecah menjadi tujuh bagian lantaran ketimpangan yang terjadi terus-menerus. Anies lalu menyebut soal ketimpangan ini menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia karena indeks pembangunan antara Jawa-Sumatera dan wilayah lain masih sangat timpang. Jangan sampai, Indonesia bernasib sama dengan Yugoslavia.
"Sebelumnya, silakan lihat studi studinya, yang terjadi adalah ketimpangan antarwilayah yang luar biasa di Yugoslavia yaitu antara Makedonia, Slovakia, Bosnia, Serbia itu timpang dan didiamkan tidak di-addressed itu. Sama seperti apa? Mengeringkan hutan, tunggu ada puntung rokok jatuh, terbakar hutannya. Kita harus addressed ini kalau Indonesia mau tetap satu, utuh kesatuan, ketimpangan ini harus diruntuhkan," kata Anies dalam dialog yang diadakan Apindo di Jakarta, Senin (11/12/2023).
Memang kata dia ada faktor konflik etnis di sana. Namun yang paling utama penyebab perpecahan adalah soal ketimpangan. Anies kemudian menyinggung soal timpangnya produk domestik regional bruto (PDRB) wilayah Indonesia.
Buktinya kata dia, indeks pembangunan di Jawa dan Sumatera tersebut bisa dikatakan lebih maju 10 tahun dibandingkan daerah-daerah lain. Oleh karena itu gap 'ketimpangan' 10 tahun ini harus dikejar.
(ezr)