Prabowo kemudian dalam beberapa kesempatan pada akhir 2018 menyampaikan soal Republik Indonesia pada 2030 diramal tak ada lagi.
Narasi soal negeri bubar jalan kini digaungkan lagi oleh Anies Baswedan. Yang berbeda, Anies mengeklaim bahwa dasar argumennya adalah hasil penelitian soal negara-negara Balkan yang hasil pecahan karena ketimpangan ekonomi.
Yugoslavia yang pernah besar terpecah menjadi tujuh bagian lantaran ketimpangan yang terjadi terus-menerus. Anies lalu menyebut soal ketimpangan ini menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia karena indeks pembangunan antara Jawa-Sumatera dan wilayah lain masih sangat timpang. Jangan sampai, Indonesia bernasib sama dengan Yugoslavia.
"Sebelumnya, silakan lihat studi studinya, yang terjadi adalah ketimpangan antarwilayah yang luar biasa di Yugoslavia yaitu antara Makedonia, Slovakia, Bosnia, Serbia itu timpang dan didiamkan tidak di-addressed itu. Sama seperti apa? Mengeringkan hutan, tunggu ada puntung rokok jatuh, terbakar hutannya. Kita harus addressed ini kalau Indonesia mau tetap satu, utuh kesatuan, ketimpangan ini harus diruntuhkan," kata Anies dalam dialog yang diadakan Apindo di Jakarta, Senin (11/12/2023).
Memang kata dia ada faktor konflik etnis di sana. Namun yang paling utama penyebab perpecahan adalah soal ketimpangan. Anies kemudian menyinggung soal timpangnya produk domestik regional bruto (PDRB) wilayah Indonesia.
Buktinya kata dia, indeks pembangunan di Jawa dan Sumatera tersebut bisa dikatakan lebih maju 10 tahun dibandingkan daerah-daerah lain. Oleh karena itu gap 'ketimpangan' 10 tahun ini harus dikejar.
(ezr)