Data inflasi November AS akan menjadi data yang sangat krusial mengingat ia dirilis persis sebelum Federal Reserve (The Fed) menggelar rapat penentuan bunga acuan, Federal Open Meeting Committee (FOMC) pada 13 Desember esok hari.
Sejauh ini, konsensus pasar memperkirakan inflasi AS pada November akan melambat di 3,1% year-on-year dari 3,2% pada bulan sebelumnya. Sementara inflasi inti akan bergerak di kisaran 4% secara tahunan dan naik 0,3% secara bulanan, lebih tinggi daripada Oktober lalu yang mencatat kenaikan 0,2% month-to-month.
Secara teknikal, nilai rupiah berpotensi melanjutkan koreksi menuju area level Rp15.654/US$ yang merupakan support terdekat di MA-50 nya sampai dengan Rp15.705/US$.
(rui)
No more pages