Logo Bloomberg Technoz

"Kepercayaan investasi perlu kembali dan akan membutuhkan waktu," kata Siah.

Sebaliknya, dia bersikap optimis terhadap real estate di Jepang dengan menunjuk pada daya tarik seperti inflasi yang sehat dan reformasi perusahaan. Hal ini telah membantu menarik sejumlah investor dari Blackstone Inc hingga EQT AB dari Swedia.

Untuk hedge fund (dana lindung nilai) yang berupaya memindahkan modal dari China karena risiko geopolitik, "tidak banyak negara dengan perekonomian besar lain" yang dapat dipilih di Asia, kata Siah. Dia memberikan contok sektor real estate India, yang memerlukan waktu untuk menggunakan dana besar. Akan tetapi, Jepang masih memiliki "beberapa peluang lain," katanya.

Secara lebih luas, Siah memperkirakan transaksi real estate di wilayah Asia-Pasifik akan pulih tahun depan. Perkiraan ini seiring dengan bank-bank sentral mulai mengurangi kenaikan suku bunga dan memberikan lebih banyak kejelasan tentang keputusan di masa depan.

Menurut data yang dikompilasi oleh Bloomberg, transaksi M&A di sektor real estate Asia-Pasifik telah turun sekitar 39% menjadi $102,3 miliar sepanjang tahun ini dibandingkan dengan 2022.

REIT Singapura

Siah, yang juga menjabat sebagai eksekutif negara Bank of America untuk Singapura, mengatakan dia optimis tentang sektor dana investasi real estate (REIT) yang "sangat oversold" di pusat keuangan ini. Meskipun sektor ini merupakan "salah satu pasar REIT yang paling banyak terjual di dunia sejak awal tahun lalu."

Indeks FTSE dari REIT yang terdaftar di Singapura telah turun sekitar 20% sejak akhir 2021, yang menurut Siah disebabkan oleh eksposur lebih besar terhadap real estate AS dan China.

Namun, dia memprediksi bahwa gelombang merger di sektor ini, yang telah mencapai sekitar $60 miliar dolar Singapura sejak pertemuan pertama pada 2018, akan berakhir. "Kami tidak memperkirakan gelombang ini akan terus berlanjut karena merger saham seperti ini sangat rentan terhadap volatilitas harga saham."

(bbn)

No more pages