Sementara, rupiah di pasar spot ditutup melemah di level lebih rendah di Rp15.615/US$ kemarin, tidak berbeda jauh dengan level penutupan kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang melemah juga di Rp15.614/US$.
Pelemahan rupiah dan mayoritas valuta Asia kemarin tak lain karena faktor data kondisi ketenagakerjaan di AS yang lebih kuat daripada prediksi dengan angka pengangguran November tercatat di 3,7%, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya 3,9%. Data itu menandai kondisi ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam masih kuat di tengah pengetatan moneter yang telah dilangsungkan secara agresif dalam setahun terakhir. Itu juga memperkecil ekspektasi pasar terhadap peluang penurunan bunga acuan The Fed tahun depan yang semula diprediksi berlangsung lebih cepat sebelum pertengahan tahun.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah masih berpotensi melemah, kali ini target koreksi menuju area level Rp15.654/US$ yang merupakan support terdekat di MA-50 nya sampai dengan Rp15.705/US$.
Apabila kembali break support tersebut, berpotensi melanjutkan pelemahan dengan terus menjauhi trendline Rp15.740/US$ sebagai support terkuat.
Jika nilai rupiah berhasil membalik arah dan bisa menguat hari ini, resistance menarik dicermati pada level Rp15.565/US$ dan resistance selanjutnya Rp15.522/US$. Adapun dalam tren jangka menengah, rupiah masih memiliki potensi penguatan optimis ke level Rp15.460/US$ pada MA-100.
(rui)