Menerka Arah Bunga Acuan dalam Bayang Tekanan Rupiah dan Inflasi
Ruisa Khoiriyah
01 March 2023 17:15
Bloomberg Technoz, Jakarta - Laju inflasi domestik yang mulai melandai mendekati target bank sentral menjadi amunisi bagi Bank Indonesia (BI) untuk bertahan memberi jeda kenaikan bunga hingga akhir tahun. Namun, tekanan eksternal yang melucuti keperkasaan rupiah menjadi risiko yang perlu mendapatkan perhatian.
Laju inflasi pada Februari turun tipis sebesar 0,16% secara bulanan dibanding 0,34% pada bulan sebelumnya, terbantu oleh meredanya tekanan inflasi pangan menyusul musim panen dan penurunan harga avtur sebesar 1,07%. Namun, inflasi tahunan Februari masih menapak di 5,47%, melampaui konsensus analis sebesar 5,42%. Perlu dicatat, inflasi tahunan yang lebih tinggi itu juga akibat pada Februari 2022 terjadi deflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan laju inflasi inti - yang dalam perhitungannya tidak memasukkan sektor makanan dan energi - sebesar 3,09% pada bulan Februari. Ini lebih landai dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih rendah dibanding perkiraan banyak ekonom. Penurunan harga emas menjadi salah satu satu faktor pendorong.
Data tersebut menguatkan prediksi bahwa BI akan semakin percaya diri melanjutkan kebijakan menahan bunga acuan di level 5,75%. Rapat Dewan Gubernur (RDG) guna menentukan tingkat bunga acuan akan digelar pada 15-16 Maret nanti.
“Inflasi Februari yang lebih tinggi dari perkiraan sepertinya tidak akan mengubah niat BI untuk mempertahankan bunga acuan bulan ini,” tulis Tamara Henderson, ekonom Bloomberg Intelligence, pasca rilis data inflasi oleh BPS, Rabu siang (1/3/2023).