Pagi tadi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) resmi mengumumkan transaksi investasi TikTok ke Tokopedia. Tiktok menyuntikan modak lebih dari US$1,5 miliar atau setara dengan Rp23,25 triliun (kurs US$1=Rp15.500) ke Tokopedia.
Setelah transaksi injeksi modal, kepemilikan TikTok di Tokopedia mencapai 75,1%. Sementara kepemilikan GOTO menyusut menjadi 24,99%. Investasi itu akan membuat TikTok memiliki saham pengendalian di Tokopedia.
Termasuk bagian dari kesepakatan ini, ada kesepakatan non-dilutif bagi GOTO apabila di kemudian hari TikTok menyuntikan modal lagi ke Tokopedia.
Menyusul, saham-saham infrastruktur turut menjadi pemberat, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) drop 19,6% ke posisi Rp254/saham, PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) melemah 18,7% ke posisi Rp234/saham. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) turun 5,59% ke posisi Rp7.600/saham.
Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga tercatat di zona merah, dengan penurunan 13,67 poin (1,44%) ke posisi 936,7.
Saham-saham LQ45 yang tercatat melemah harganya adalah PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) turun 30 poin (5,3%) ke posisi Rp530/saham, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) melemah 30 poin (5,1%) ke posisi Rp550/saham, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) kehilangan 95 poin (4,6%) ke posisi Rp1.945/saham.
Senada, tren negatif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) drop 350 poin (4,2%) ke posisi Rp7.800/saham, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) melemah 450 poin (4,1%) ke posisi Rp10.525/saham. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) turun 100 poin (4%) ke posisi Rp2.370/saham.
Untuk pasar saham Asia bergerak bervariasi pada sore hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong drop 0,81%, indeks Strait Times Singapore melemah 0,66%, indeks Nikkei 225 menguat 1,5%, indeks Shanghai terapresiasi 0,74% dan ndeks Kospi menghijau 0,3%. Sementara itu Dow Jones Index Future naik 0,03%.
Mencermati sentimen dari regional hingga menyeret turun saham-saham di Asia, di mana data inflasi China yang lebih buruk dari perkiraan pada pekan kemarin, juga kekecewaan atas pertemuan Politbiro.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data yang dirilis pada Sabtu memperlihatkan Indeks Harga Konsumen (IHK) di China turun pada laju paling tajam dalam tiga tahun. Sementara Indeks Harga Produsen (IHP) turun lebih jauh ke teritori negatif.
Menurut Bloomberg Intelligence, beberapa pelaku pasar mungkin kecewa karena regulator China menghapus kata-kata "Bersifat Kuat" saat menggambarkan kebijakan moneter untuk tahun 2024. Dolar menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya.
Pergerakan tertahan di wilayah lain karena para trader menantikan pekan yang berat, yang akan menunjukkan data inflasi Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa, keputusan kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada hari Rabu, dan angka penjualan ritel pada hari Kamis.
Pekan ini, pelaku pasar juga akan memperhatikan keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris. Sementara data tenaga kerja di Australia dan indikator aktivitas ekonomi di Eropa juga akan dirilis.
"Situasi deflasi China semakin parah dengan dampak ganda dari harga pangan dalam negeri, koreksi harga minyak internasional, dan permintaan dalam negeri yang lemah," tulis Ekonom Citigroup yang dipimpin oleh Xinyu Ji dalam catatan kepada klien.
(fad)