Data tersebut menaikkan saham dan memicu reli komoditas. Saham indeks Hang Seng China Enterprises (CEI) naik 3%. Sedangkan obligasi yuan offshore meningkat sebanyak 0,3%. Sementara itu, saham minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pulih dari penurunan sebelumnya dan naik 0,5% pada pukul 11:09 pagi waktu Singapura. Saham timah pada London Metal Exchange (LME), naik 0,5%, aluminium dan bijih besi juga naik.
Dengan data manufaktur yang kian membaik, pemulihan tampaknya menjadi lebih seimbang setelah sempat anjlok karena ekspor yang lemah, kepercayaan bisnis yang rendah, dan Tahun Baru Imlek. Meskipun demikian, para ekonom memperingatkan bahwa permintaan global tetap lemah dan ekspor kemungkinan akan menurun pada 2018.
Menurut Bloomberg Economics...
“Dengan peningkatan PMI yang kuat di bulan Januari, data menunjukkan keadaan ini telah melampaui pemulihan yang sebanding di awal tahun 2020 setelah kebijakan lockdown dilonggarkan. Ke depannya akan sulit untuk mengikuti tren pesat ini mengingat adanya kemungkinan pertumbuhan global yang melambat dan permintaan yang stagnan setelah momen dibukanya kembali perbatasan. Namun, dengan kebijakan yang mengarah ke pertumbuhan, pemulihan akan dapat tetap mempertahankan momentum hingga kuartal kedua."
— Chang Shu dan Eric Zhu, ekonom
Data lain juga menunjukkan adanya peningkatan permintaan domestik. Penjualan rumah di China naik pada Februari tahun sebelumnya. Ini adalah kenaikan pertama sejak Juni 2021 berkat perluasan dukungan dari pembuat kebijakan untuk sektor properti.
Survei PMI swasta terpisah yang berfokus pada perusahaan kecil juga menunjukkan peningkatan di bulan Februari menjadi 51,6 dari 49,2 di bulan Januari. Caixin dan S&P Global menyampaikan pada Rabu (01/03/2023), adanya peningkatan dalam PMI Manufaktur Caixin yang didorong oleh kenaikan pasokan dan permintaan karena produksi secara bertahap kembali normal.
Pemulihan saham China juga memberikan dorongan untuk manufaktur di bagian lain di Asia. PMI di Thailand, Vietnam dan produsen Asia Tenggara lainnya diketahui juga mengalami peningkatan pada bulan lalu. Di sisi lain, Asia Utara menunjukkan gambaran yang lebih beragam. Aktivitas manufaktur Jepang turun, dan PMI Taiwan mulai pulih namun tetap di bawah 50.
Pemerintah China telah berjanji untuk memprioritaskan pertumbuhan tahun ini dengan menekankan pada peran yang akan dimainkan oleh permintaan domestik dalam mendorong pemulihan. Bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) mengatakan dalam laporan moneter terbarunya bahwa pihaknya akan memberikan dukungan berkelanjutan untuk ekonomi riil dan berupaya untuk tidak menggunakan banjir stimulus.
Rincian PMI China lainnya:
-
Output manufaktur meningkat dari 49,8 menjadi 56,7 di bulan Februari
-
Pesanan baru naik menjadi 54,1, tertinggi sejak September 2017
-
Sub-indeks pesanan ekspor baru mencapai 52,4, tertinggi sejak Maret 2011
-
Pengukur waktu pengiriman pemasok mencapai 52, kembali ke ekspansi untuk pertama kalinya sejak Juli dan mencapai tertinggi sejak Desember 2007
-
Indeks yang mengukur pekerjaan manufaktur naik menjadi 50,2, ekspansi pertama dalam dua tahun
-
Sub-indeks pekerjaan non-manufaktur merupakan yang terbaik sejak Agustus 2018
-
Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi dari bulan sebelumnya, sementara angka di bawah menunjukkan kontraksi.
--Dengan Asistensi Shikhar Balwani, Wenjin Lv, Sofia Horta e Costa, Andrew Janes, John Cheng dan Chester Yung.
(bbn)