Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Keuangan akan membuka masa penawaran Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR018 pada Jumat pekan ini (3/3/2023).

Masa penawaran SR 018 akan berlangsung selama 27 hari atau akan ditutup pada 29 Maret 2022 pukul 10.00 WIB. SBN Ritel jenis syariah ini menawarkan imbal hasil jauh lebih menarik dari deposito, di tengah gejolak pasar saat ini.

Berbeda dengan seri Sukuk Ritel SR001 hingga SR017, pada SR018, pemerintah menerbitkannya dalam dua jangka waktu investasi yakni tenor 3 tahun SBR018-T3 dan tenor 5 tahun SBR018-T5. Pemerintah menawarkan dua kupon yang berbeda kepada dua tenor (waktu) tersebut meski keduanya bersifat fixed rate, atau tetap hingga jatuh tempo. 

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan pada Selasa (28/2/2023) mengumumkan kupon (imbal hasil) SR018-T3 atau tenor 3 tahun sebesar 6,25% dan SR018-T5 atau tenor 5 tahun 6,4% per tahun.

Perbedaan utama keduanya adalah pada tenor atau jangka waktu investasinya. SR018-T3 akan jatuh tempo pada 10 Maret 2026, sementara SR018-T5 jatuh temponya pada 10 Maret 2028. Selain itu, pemerintah juga menetapkan batas pembelian maksimum yang berbeda atas dua tenor SR018. 

Untuk SR018-T3, maksimal pembelian ditetapkan Rp5 miliar per investor. Kemudian untuk SR018-T5, maksimum pembelian Rp10 miliar per investor. Dengan begitu, setiap investor memiliki kuota maksimal pemesanan hingga senilai Rp15 miliar untuk gabungan 2 tenor SR018 tersebut.

Nilai kuota pemesanan per individu investor ini naik signifikan dibandingkan Sukuk Ritel seri sebelumnya, yakni SR017. Sebab kuota maksimal pemesanan per investor SR017 senilai Rp5 miliar. Nilai minimum pemesanan dan kelipatannya untuk SR018 masih sama yakni Rp1 juta.

Dibandingkan suku bunga acuan Bank Indonesia, yakni BI 7 Days Reverse Repo Rate yang saat ini di level 5,75%, maka selisih imbal hasil (spread) SR018 tenor 3 tahun dengan BI Rate ialah 50 basis poin atau 0,5%. Adapun spread imbal SR018 tenor 5 tahun dengan BI Rate ialah 65 basis poin atau 0,65%. 

Keputusan pemerintah menetapkan kupon SBN Ritel seri kedua di 2023 ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, yakni suku bunga acuan Bank Indonesia saat penetapan kupon, imbal hasil obligasi acuan pemerintah yang berlaku di pasar untuk tenor yang sama, serta kondisi pasar global maupun domestik.

(evs)

No more pages