"Dengan demikian, penurunan harga Pertalite kami nilai belum dapat dilakukan," ujar dia.
"Harga minyak dan kurs harus persisten dalam kurun waktu 1 bulan, tidak bisa hanya sesaat untuk menurunkan harga BBM Pertalite."
Saat ini pemerintah memang menetapkan harga Pertalite senilai Rp10.000/liter sejak September 2022 dari harga sebelumnya hanya Rp7.650/liter.
Kenaikan BBM subsidi tersebut pada saat itu menyusul harga minyak dunia menembus di atas US$110/barel akibat seteru Rusia-Ukraina yang memengaruhi sektor energi global.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite baru bisa diturunkan jika harga minyak dunia terpelanting ke level US$60/barel.
"Siapa bilang [harga Pertalite bisa turun]? Kalau harga minyak di bawah US$60/barel, baru [bisa turun]. Kayak dahulu,” ujarnya saat ditemui, Jumat (8/12/2023. “[Hal] yang jelas kalau [harga minyak] di bawah US$60/barel, baru [Pertalite turun harga].”
Alih-alih mengharapkan harga Pertalite turun, dia pun mengisyaratkan agar masyarakat – khususnya kalangan mampu – menggunakan BBM lebih tepat sasaran, seperti kelompok Pertamax yang memiliki kualitas RON lebih baik.
(ibn/ain)