Logo Bloomberg Technoz

Harga Emas Longsor Terseret Harapan Penurunan Bunga yang Susut

Redaksi
09 December 2023 08:30

Ilustasi emas Fine Gold Switzerland
Ilustasi emas Fine Gold Switzerland

Bloomberg Technoz, Jakarta - Banderol emas yang mencetak rekor harga termahal dalam sejarah pekan ini, akhirnya dipaksa longsor cukup dalam menyusul data terbaru pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang memperlihatkan kekuatan.

Harga emas di pasar berjangka New York pada Jumat (8/12/2023), terpangkas hingga menyentuh level di bawah US$2.000 per troy ounce. Tingkat pengangguran di AS turun jadi 3,7%, lebih rendah di bawah ekspektasi pasar di angka 3,9%, membuyarkan optimisme pasar bahwa penurunan bunga acuan bisa segera dimulai pada akhir kuartal I-2024.

Laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Jumat malam waktu Indonesia, menyatakan, Non-Farm Payroll (NFP) meningkat 199.000 pada bulan lalu menyusul kenaikan 150.000 pada Oktober. Kembalinya pekerja otomotif yang mogok membantu meningkatkan jumlah serapan pekerja sebanyak 30.000 orang. Angka partisipasi kerja juga meningkat jadi 62,8%.

Data-data itu memupus peluang pemangkasan bunga acuan The Fed lebih cepat tahun depan, memupus pula risiko resesi perekonomian terbesar di dunia itu. Harga emas langsung susut dan menghapus semua kenaikan sepekan terakhir.Emas akhirnya ditutup di US$2.004,67 per troy ounce, tergerus 1,2% dalam sehari. 

Emas sempat mencetak rekor harga tertinggi sepanjang sejarah pada Jumat pekan lalu ketika data-data perekonomian AS memperlihatkan pelemahan pasar tenaga kerja, menguatkan ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed tahun depan.