"Berdasarkan laporan tim yang sedang piket dari Pos Babadan melaporkan visual sementara tertutup kabut. Namun, memang terpantau ada APG Gunung Merapi," jelas Yulianto, dikutip dari siaran pers BNPB, Jumat (8/12/2023).
"Hujan abu campur air terjadi di Desa Krinjing, Desa Paten, Desa Tlogolele, Desa Klakah, Pak," imbuh Yulianto.
Sebagai upaya penanganan darurat dan kaji cepat, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Suratno, menuturkan anggotanya telah menuju ke lokasi terdampak, setelah menerima laporan dari Tim Siaga Desa (TSD) Tlogolele.
Mengingat sedang terjadi APG dan hujan dalam waktu yang sama, Suratno juga memonitor laporan dari anggotanya tersebut untuk memperhatikan keselamatan. Apabila memang belum memungkinkan mencapai lokasi karena jarak pandang terbatas maupun kondisi cuaca yang belum dapat dipastikan, dia akan menarik mundur sementara anggota, tetapi tetap berkoordinasi dengan tim TSD Tlogolele.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasito mengatakan hujan air bercampur abu vulkanik dirasakan di lima desa di Kecamatan Dukun dan Kecamatan Tlogolele. Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah bersiaga di sejumlah titik lokasi yang dinilai paling rawan dan berpotensi terdampak paling parah.
"Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah stand by di sejumlah lokasi," jelas Edi.
Edi juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di sepanjang sungai seperti Sungai Senowo, Sungai Bebeng dan Sungai Lamat, mengingat saat ini sedang terjadi hujan di wilayah puncak Gunung Merapi, sehingga dapat berpotensi terjadi banjir lahar dingin.
Hingga pernyataan resmi BNPB diturunkan, belum ada laporan korban jiwa. Proses kaji cepat lanjutan masih dilakukan oleh tim gabungan di lapangan, baik dari wilayah Boyolali maupun Magelang.
(wdh)