Sementara itu, SVP Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza menyebut injeksi CO2 dengan metode huff and puff di Lapangan Sukowati akan memberikan konfirmasi dan validasi mengenai teknologi EOR secara spesifik.
"Tujuan injeksi CO2 di lapangan kedua Pertamina ini adalah untuk mengkaji efek CO2 EOR dan penyimpanan CO2 dalam formasi bawah permukaan untuk lapangan migas. Hasil kajian ini diharapkan dapat diterapkan di lapangan-lapangan Pertamina lainnya yang sedang aktif melakukan kegiatan studi CO2-EOR, yang tentunya akan mendukung capaian target [lifting minyak] 1 juta BOPD pada 2030," ungkap Oki.
Direktur Pengembangan & Produksi PT Pertamina Hulu Energi Awang Lazuardi menambahkan ke depannya, saat implementasi penuh, CCUS Lapangan Sukowati akan menggunakan CO2 bersumber dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB).
"Kita menyambut era baru, salah satunya CCUS untuk EOR migas. Ini akan bermanfaat untuk bisnis ke depan. Harapannya hasilnya bisa dievaluasi dan dilanjutkan ke tahap implementasi penuh dengan sumber CO2 dari Jambaran Tiung Biru. Dengan inovasi CO2-EOR diharapkan bisa mendorong peningkatan produksi Sukowati," jelas Awang.
Sekadar catatan, Indonesia diklaim memiliki potensi penyimpanan karbon sebesar 400 gigaton untuk CCS/CCUS.
Demi menangkap peluang tersebut, selain Lapangan Ajibarang dan Sukowati, masih ada 13 proyek CCS/CCUS lainnya yang sedang digarap di Indonesia, tersebar dari Sumatra sampai Papua, yang sebagian besar ditargetkan onstream pada 2030.
(wdh)