Special Research
Rakyat Makin Susah, Tertekan Lonjakan Harga dan Tanggungan Utang
Ruisa Khoiriyah
08 December 2023 14:00
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kondisi keuangan masyarakat Indonesia semakin buruk pada November dibandingkan enam bulan lalu. Hampir semua kelompok pengeluaran menilai kondisi penghasilan saat ini menurun, terutama dirasakan oleh masyarakat kelas bawah dengan pengeluaran di bawah Rp2 juta per bulan.
Alhasil, keyakinan terhadap perbaikan kondisi keuangan di masa mendatang jadi ikut menurun. Ditambah oleh ketersediaan lapangan kerja yang saat ini dianggap semakin sulit.
Data terbaru dari Survei Konsumen yang dilansir oleh Bank Indonesia (BI) hari ini, Jumat (8/12/2023), mengonfirmasi terjadinya tekanan pada kondisi perekonomian masyarakat yang sejauh ini sinyalnya sudah semakin banyak.
Pelemahan daya beli masyarakat salah satunya terindikasi dari pergerakan inflasi inti, di mana pada November lalu angkanya tertekan hingga ke level terlemah sejak Agustus 2020. Tekanan pada inflasi inti terjadi di kala inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat kenaikan dua bulan berturut-turut akibat lonjakan harga pangan seperti beras, cabai, hingga gula pasir beberapa waktu terakhir.
Hasil Survei Konsumen tersebut juga menguatkan dugaan terjadinya fenomena 'mantab' alias makan tabungan di tengah masyarakat Indonesia. Kenaikan harga barang terutama barang kebutuhan pokok tidak diimbangi oleh kenaikan pendapatan sehingga tabungan terpakai untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Hal itu diperparah dengan melonjaknya bagian pendapatan yang digunakan untuk membayar cicilan utang.