Sementara itu Pratama mengatakan Kemenkes juga perlu mencatat bahwa tidak boleh dengan begitu saja memindahkan data yang ada di PeduliLindungi walaupun aplikasi disebut sama.
"Kita kan enggak tahu siapa developer-nya, di mana server-nya. Siapa nanti pengelolanya, kenapa enggak diperbaiki saja PeduliLindungi? Ini kan namanya bikin susah masyarakat," lanjutnya.
Pakar keamanan siber itu kemudian menjelaskan soal pentingnya pengguna aplikasi mengetahui bagaimana data mereka disimpan. Aplikasi ponsel apalagi memiliki akses ke banyak informasi pribadi mulai dari nama, alamat email, nomor telepon, lokasi dan lainnya.
Dengan super aplikasi (superapp) urusan kesehatan maka Kemeneks wajib berbenah total pada sisi manajaerial keamanan. Hal itu penting agar tak terjadi kebocoran data seperti pada kasus e-HAC dan PeduliLindungi sebelumnya.
"Oleh karena itu penting untuk mengetahui bagaimana informasi ini diambil, diproses dan disimpan oleh aplikasi SatuSehat mobile. Namun karena ini migrasi data dari PeduliLindungi maka sebenarnya data-data lama berpindah ke SatuSehat mobile," katanya.
(ezr)