Dia pun menegaskan Freeport bukan lagi dihitung sebagai perusahaan asing karena mayoritas sahamnya sudah dimiliki republik ini. Valuasi perusahaan itu pun diklaimnya sudah mencapai lebih dari US$20 miliar (Rp310,44 triliun).
“Pada 2040, utang pembambilan saham 51% yang dilakukan pemerintah lewat MIND ID itu akan mencapai break even point [titik impas]. Jadi ini barang [tambang/aset Freeport] sudah punya pemerintah kita, sudah tidak ada utang. Kalau tidak melakukan eksplorasi dan diperpanjang izinnya, kita yang bodoh atau pintar?” singgung Bahlil.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pemerintah akan memperpanjang izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia (PTF) hingga 2061, atau setelah kontraknya berakhir pada 2041. Izin kemugkinan besar diberikan lebih cepat dari ketentuan yang berlaku.
Untuk itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah kini sedang merevisi aturan yang memberi karpet merah perusahaan tambang asal Amerika itu pasca-2041. Aturan tersebut yakni Peraturan Pemerintah (PP) No 96 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
"Kita lagi proses, ada [revisi] PP. Masih diharmonisasi,"ujar Arifin dikantornya, Jumat (1/12/2023).
Sekadar catatan, beleid itu sedianya mengatur perpanjangan IUPK hanya bisa dilakukan paling cepat 5 (lima) tahun atau paling lambat 1 (satu) tahun sebelum masa berlaku izin usaha berakhir. Dengan demikian, Freeport baru bisa diperpanjang paling cepat 30 Desember 2036.
Namun demikian, Arifin sebelumnya mengatakan perpanjangan kontrak tersebut mesti dilakukan lebih cepat demi memaksimalkan cadangan emas, tembaga, serta mineral ikutan lainnya di Papua, yang selama ini dikelola oleh Freeport.
Terlebih, lanjut Arifin, pascahabisnya IUPK eksisting pada 2041, operasi tambang bawah tanah PTFI – termasuk tambang legendaris Grasberg – akan dikendalikan oleh pemerintah melalui holding pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID).
"[IUPK] Freeport ya itu [diperpanjang sampai] 2061, karena dia sudah sekian puluh tahun dah dalam persyaratannya ada cadangan yang memang [harus dimaksimalkan], masak mau kita putusin [kontraknya]?" ujar Arifin belum lama ini.
Sekadar catatan, PT Freeport Indonesia sebelumnya menargetkan kenaikan produksi Grasberg Block Cave (GBC) menjadi 180.000 ton/hari, setelah menuntaskan pembangunan Crusher 603 di area tambang bawah tanah di Papua itu.
Kepala Teknik Tambang Freeport Indonesia Carl Tauran mengatakan rerata hasil produksi tambang GBC saat ini adalah 120.000 ton/hari, sehingga tambang bawah tanah tersebut saat ini memasuki tahap puncak seiring dengan mulai beroperasinya Crusher 603.
"Dengan beroperasinya Crusher 603, GBC dapat memiliki kapasitas rata-rata produksi sebesar 150.000 ton/hari, dan berpotensi mencapai kapasitas puncak sebesar 180.000 ton/hari,” ujarnya, belum lama ini.
Adapun, pada semester I-2023, Freeport sendiri telah merealisasikan produksi tembaga sebanyak 735 juta pon dan diperkirakan mencpaai 1,6 miliar pon hingga akhir tahun. Sedangkan untuk emas 881.000 ons dan diperkirakan mencapai 1,9 juta ons.
(wdh)