Bagi Tuskia, dampak ekonomi terjadi secara langsung. Dia telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan apa yang biasanya menjadi salah satu waktu tersibuk dalam setahun, periode setelah hari raya Yahudi Rosh Hashnah, Yom Kippur, dan Sukkot.
Tiba-tiba, pemesanan dibatalkan, deposit harus dikembalikan, dan uang yang dihabiskan untuk persiapan musim tersebut hilang. Dia terpaksa memecat satu-satunya karyawan dan memberi tahu kontraktor untuk bersiap menghadapi kejatuhan pekerjaan selama beberapa bulan.
Tahun ini, sebanyak 57.000 bisnis di Israel akan tutup, dibandingkan dengan 42.000 bisnis pada 2022. Menurut survei yang dilakukan oleh Coface BDI untuk The Marker, sebuah surat kabar bisnis harian, banyak di antara mereka yang dirugikan oleh kenaikan suku bunga, inflasi, dan gejolak politik selama berbulan-bulan akibat perombakan sistem peradilan.
Tak hanya itu, sektor teknologi Israel juga terdampak. Penawaran umum saham teknologi Israel turun ke level terendah dalam 10 tahun pada 2023 setelah perang, protes selama berbulan-bulan, dan kemerosotan global menghantam industri lokal.
Menurut laporan PricewaterhouseCoopers LLP, ada 45 kesepakatan senilai US$7,5 miliar untuk perusahaan teknologi Israel tahun ini, dibandingkan dengan US$16,9 miliar tahun sebelumnya. Ini merupakan nilai keseluruhan kesepakatan terendah sejak 2018.
Aksi akuisisi terbesar adalah pembelian startup Talon oleh Palo Alto Networks seharga US$625 juta, dan hampir separuh dari semua kesepakatan berkaitan dengan keamanan dunia maya. Penawaran umum terbesar yang berasal dari Israel adalah pencatatan Nasdaq senilai US$1,9 miliar untuk perusahaan kecantikan dan kesehatan Oddity pada bulan Juli.
Teknologi menyumbang sekitar 18% dari PDB Israel dan lebih dari setengah ekspornya. Pendanaan untuk startup Israel turun secara signifikan pada tahun 2023, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan protes selama berbulan-bulan terhadap rencana pemerintah untuk melemahkan sistem peradilan. Sejak perang Israel-Hamas dimulai pada bulan Oktober, ribuan pekerja teknologi juga dipanggil untuk tugas cadangan militer, menambah beban bagi perusahaan.
Pergolakan di Kabinet Perang
Tak hanya di sektor ekonomi, pergolakan di Israel juga dikabarkan terjadi di Kabinet Perang yang digagas oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama agresi Israel ke Palestina. Sejumlah menteri di kabinet tersebut dikabarkan mulai meninggalkan Netanyahu.
Sejumlah media lokal Israel, termasuk surat kaba Yedioth Ahronoth, memberitakan adanya perbedaan pendapat antara Netanyahu dan pejabat tinggi militer terkait rencana mengenai serangan Israel ke Gaza.
Namun, Netanyahu mencoba mengalihkan masalah ini dengan mengatakan, "Penting bagi masyarakat untuk mendengarkan kami."
Dia menambahkan, kepemimpinan Israel "bekerja sama" dalam perang melawan Gaza.
Dalam jumpa pers yang diselenggarakan oleh Netanyahu beberapa hari lalu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang selalu mendampingi, tampak tidak hadir. Hal ini semakin memperkuat isu adanya pergolakan dalam kabinet perang Israel.
Tak hanya itu, kepercayaan warga Israel kepada Netanyahu juga semakin menurun. Seperti yang diberitakan oleh Al Jazeera, Netanyahu mendapatkan respons yang kurang baik dari warga Israel yang keluarganya disandera oleh Hamas saat bertemu awal pekan lalu.
Beberapa orang bahkan memaki-maki dan menuntut Netanyahu mundur dari jabatannya. Mereka menuding PM Israel tersebut telah berbohong ketika menjelaskan alasan masih ada beberapa orang yang disandera oleh Hamas.
(bbn)