“TikTok mungkin telah menangkap 10% dari GMV regional pada tahun 2023 hingga larangan e-commerce pada bulan Oktober, kami menghitung, dibandingkan dengan 4,4% pada tahun 2022, menurut laporan Momentum Works,” papar dia.
Sebagai gambaran sampai dengan akhir tahun 2022 TikTok mampu masuk jajaran lima besar pangsa pasar industri e-commerce Indonesia. Padahal layanan e-commerce TikTok terhitung baru satu tahun rilis. TikTok Shop mengalahkan Blibli.com, sebagai pemain yang telah lebih lama di industri.
Berdasarkan catatan Momentum Works TikTok mampu mengambil 5% pangsa pasar, dengan estimasi total nilai transaksi US$2,6 miliar. Blibli.com hanya US$2,1 miliar mewakili porsi 4% pangsa pasar. Posisi dua besar masih ada Sea Limited (induk usaha Shopee) 36% atau setara total transaksi US$18,7 miliar, dan Tokopedia (Grup GOTO) 35% dengan US$18,2 miliar.
Persaingan Terbuka TikTok Shop vs Shopee
Rivalitas antara pemain status quo, Shopee milik Sea Ltd dengan TikTok Shop akan makin nyata, khususnya untuk produk-produk kategori kesehatan, kecantikan, dan fashion, ditegaskan Lim. Shopee memang cukup mengandalkan produk-produk tersebut dengan perhitungan Bloomberg Intelligence, telah menyumbang 35% dari total penjualan sepanjang tahun 2022. Sedangkan kategori tersebut tidak menjadi andalan pemain-pemain e-commerce seperti Tokopedia atau Lazada.
Indonesia sebagai pangsa pasar terbesar di kawasan memang menjadi amat potensial. Kekuatan populasinya terbanyak keempat di dunia hingga menjadi pantas saat seluruh pemain e-tailer masif masuk ke pasar domestik meski kompetitif. Di luar Indonesia sejatinya masih ada Filipina, Vietnam, dan Malaysia yang juga terus berkembang dari sisi transaksi.
Strategi dari masing-masing pemain tentu bertujuan untuk meraih simpati pengguna, dengan TikTok sudah cukup unggul dengan 125 juta user aktif bermedia sosial di platform mereka. Ini masih ditambah dengan kerja sama dengan mitra logistik J&T Express Indonesia. “[J&T Express Indonesia] memungkinkan mengirimkan sekitar 90% paketnya secara lokal — memungkinkan TikTok Shop untuk bersaing dengan kekuatan logistik Shopee dan Lazada, seperti pengiriman pada hari yang sama atau hari berikutnya,” jelas dia.
Diketahui biaya logistik jadi faktor penentu pemain e-commerce dalam pembentukan harga, dan Indonesia salah satu negara yang tertinggi. Ini juga yang menjadikan belum banyak pemain baru masuk ke pasar dalam negeri, termasuk Shein, e-tailer dengan fokus produk fashion murah dan Temu, platform milik perusahaan teknologi China, PDD.
Namun Shein dan Temu, aplikasi berbelanja papan atas untuk pasar Amerika Serikat (AS), mampu berkembang di negara tetangga seperti Filipina dan Malaysia. “[Shein dan Temu] tampaknya membuat kemajuan di Filipina dan Malaysia, di mana bahasa Inggris digunakan secara luas, sehingga membutuhkan upaya pelokalan yang relatif lebih sedikit.
Sedangkan untuk pasar Vietnam tetap berpeluang meningkatkan pangsa pasar GVM sekitar 21%/tahun sepanjang periode 2023 hingga 2030. Pertumbuhan tahunan yang lebih besar dibandingkan kawasan yang 16%, dengan salah satu alasannya Vietnam kemungkinan akan menarik lebih banyak investasi.
(wep/roy)