Logo Bloomberg Technoz

Penurunan peringkat tersebut mencerminkan pemulihan pasca-pandemi yang lambat karena pertumbuhan perekonomian yang lemah meskipun ada dorongan dari peningkatan pariwisata tahun ini. Hal ini juga menunjukkan masa-masa sulit masih akan terjadi di pusat keuangan Asia ini.

Pemangkasan proyeksi pada 2023 membuat perkiraan survei sejalan dengan proyeksi resmi oleh pemeirntah Hong Kong, yang memperkirakan perekonomian tumbuh 3,2% tahun ini. Saat menurunkan proyeksi pertumbuhan bulan lalu, pihak berwenang menyebutkan adanya tantangan di lingkungan eksternal, termasuk ketegangan geopolitik yang meningkat dan kondisi keuangan yang membebani ekspor dan kepercayaan konsumen.

Lim mengatakan konsumsi dan investasi di Hong Kong mungkin akan meningkat tahun depan karena tekanan dari tingginya suku bunga pada akhirnya akan mereda.

Tingkat suku bunga di Hong Kong bergerak sejalan dengan kebijakan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mengingat dolar lokal dipatok terhadap dolar AS. Artinya, kota tersebut telah menaikkan suku bunga seiring dengan siklus pengetatan agresif dari The Fed. Meskipun bank sentral AS diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga tahun depan, suku bunga diperkirakan masih akan tetap tinggi untuk beberapa waktu.

"Risikonya berlimpah, dengan hubungan AS-China dan The Fed yang mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lama masih menjadi fokus utama," kata Lim.

Moody's Investors Service — yang terpisah dan dijalankan secara independen dari firma riset Moody's Analytics — pada hari Rabu menurunkan outlook peringkat utang Hong Kong menjadi negatif dari stabil, meskipun peringkat kredit dasar jangka panjang kota tersebut tetap di Aa3.

Ini terjadi sehari setelah lembaga tersebut menurunkan outlook peringkat utang China. Moody's mencatat hubungan perdagangan dan keuangan yang erat antara laba kredit kedua ekonomi tersebut sebagai alasan utama perubahan outlook tersebut.

(bbn)

No more pages