Dalam jangka menengah, rupiah berpotensi terus membentuk tren Higher High Higher Low ke trendline garis hijau pada level Rp15.350/US$ dan Rp15.310/US$. Sedangkan support yang dapat diperhatikan ada di level Rp15.540/US$, yang tercermin dari time frame daily dan menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang support terkuat selanjutnya Rp15.580/US$.
Dari Negeri Paman Sam, data ketenagakerjaan yang dilansir semalam memperlihatkan perusahaan-perusahaan Amerika mengurangi rekrutmen pekerja pada November, membutikan bahwa pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam makin melemah.
Data penggajian atau payroll sektor swasta meningkat 103.000 pada bulan lalu dan angka Oktober direvisi lebih rendah, menurut data yang diterbitkan oleh ADP Research Institute bekerja sama dengan Stanford Digital Economy Lab. Perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan angka 130.000.
Data menunjukkan, peningkatan lapangan kerja tertahan oleh pengurangan sektor manufaktur, konstruksi, rekreasi dan perhotelan. Sektor-sektor penyedia jasa lainnya, termasuk jasa pendidikan dan kesehatan serta perdagangan dan transportasi, menjadi pendorong utama kemajuan ini.
Namun, data itu tidak melemahkan kekuatan dolar AS yang semalam masih ditutup menguat, sementara yield Treasury kian terkikis ke 4,12% untuk tenor 10 tahun. Meskipun data tersebut semakin memperkuat skenario pivot The Fed tahun depan.
Sementara dari China, Moody's Investors Service memangkas outlook delapan bank China dari stabil menjadi negatif. Keputusan ini dibuat satu hari setelah mereka mengungkap sikap bearish terhadap obligasi negara di tengah kekhawatiran terhadap tingkat utang.
Tindakan Moody's tersebut ditujukan untuk lembaga keuangan termasuk Industrial and Commercial Bank of China Ltd dan China Development Bank. Menurut pernyataan Moody's pada Rabu, langkah tersebut terutama didorong oleh perubahan peringkat outlook utang pemerintah dari stabil menjadi negatif.
(rui)