Namun demikian, Yana menggarisbawahi jika penggunaan aplikasi ini akan berhasil sepenuhnya jika data petani yang menerima manfaat tersebut telah terintergrasi secara optimal.
"Maka itu, ini perlu ada satu macam integrasi data, antara data petani penerima subsidi dan layanan perbankan," tuturnya.
Sekadar catatan, aplikasi i-Pubers ini mengintegrasikan data penerima subsidi di alokasi elektronik dengan data stok pupuk di PT Pupuk Indonesia. Kemudian di hilir, atau tempat penyaluran, kios menggunakan aplikasi ini untuk menginput data penyaluran data subsidi secara digital.
Aplikasi ini juga memilik teknologi yakni Geo-Tegging dan time stamp sehingga memberi tambahan info seperti lokasi geografis koordinat, GPS, lokasi transaksi.
Kemudian, aplikasi tersebut juga mengintegrasikan database e-Alokasi Kementan & data stok Pupuk Indonesia Holding Company sehingga mempermudah kontrol stok produk & barang secara real time.
Yana menuturkan, saat ini pihaknya baru melakukan uji coba terhadap 819 kios sejak dimulai Agustus lalu. Uji coba itu baru sekitar 3%—4% dari total kios penyalur pupuk subsidi yang berjumlah 26.400 kios.
Salah satu kendala lambatnya perlambatan itu juga yakni akses jaringan internet yang belum merata diberbagai daerah.
(ibn/wdh)