Pada Februari 2023, investor bergulat dengan kenyataan bahwa inflasi belum ‘mendingin’ seperti yang dikehendaki Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Ini membuat optimisme yang terjadi bulan sebelumnya terkikis.
Para trader obligasi tidak lagi melihat kemungkinan The Fed bisa menurunkan suku bunga acuan tahun ini. Kini, puncak suku bunga acuan diperkirakan mencapai 5,4% pada 2023.
Pelaku pasar juga memperkirakan Bank Sentral Uni Eropa (ECB) akan terus menaikkan suku bunga hingga Februari tahun depan. Puncak suku bunga acuan di 4% sudah masuk perhitungan.
“Ada perubahan narasi yang begitu cepat, dan ini akan terus berlanjut. Untuk itu, kami meyakini penting bagi investor untuk tetap waspada dan meningkatkan ketahanan,” tulis Lauren Goodwin, Ekonom New York Life Investments.
Investor juga mencermati rilis data ekonomi terbaru. Indeks Keyakinan Konsumen versi The Conference Board untuk Februari 2023 berada di 102,9. Meski masih berada di zona optimistis (di atas 100), tetapi turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 106. Beberapa hal yang menjadi kekhawatiran konsumen adalah ekspektasi lapangan kerja, pendapatan, dan kondisi bisnis.
Sementara indeks harga rumah versi S&P/Case-Shiller turun 0,9% pada Februari 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menjadi penurunan selama 6 bulan beruntun.
“Apa yang dilakukan The Fed membuahkan hasil. Ini tidak akan menjadi perjalanan yang mulus. Januari begitu kuat, dan kita lihat apa yang terjadi Februari. Saya rasa inflasi akan bergerak turun, meski dalam kecepatan lambat,” kata Eric Diton, Presiden dan Direktur Pelaksana Wealth Alliance.