Kedua, pengembangan sistem pembayaran nilai besar (big value) yakni BI Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) generasi ketiga yang modern, multi-currency dan berstandar internasional.
Ketiga, pengembangan pusat data transaksi pembayaran untuk inovasi pembayaran dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
“Termasuk memanfaatkan data-data di dalam sistem barang yang sangat kaya termasuk QR menggunakan AI, termasuk juga dalam konteks penggunaan AI ini adalah untuk penanganan dan pencegahan fraud,” ujar Juda.
Keempat, pengembangan digital rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia. Pada 2024, digital rupiah yang memasuki tahapan proof of concept.
Terakhir, perluasan kerja sama QRIS dan BI-FAST di ASEAN dan akan dikembangkan ke India, Jepang, China, Uni Emirat Arab (UEA).
Menurut Juda, QRIS dan BI-FAST merupakan inisiatif untuk digitalisasi UMKM. Hingga saat ini, total merchant QRIS telah mencapai lebih dari 30 juta yang 80% merupakan pelaku UMKM.
(dov/lav)