Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Krishna Guha dari Evercore mengatakan, data pembukaan lapangan kerja ini mengkonfirmasi The Fed telah membuat kemajuan besar dalam menormalisasi pasar tenaga kerja, namun akan dipandang oleh para pengambil kebijakan sebagai hal yang lebih konsisten dengan “Penyeimbangan kembali yang diinginkan” daripada “Meningkatnya risiko penurunan.”
Adapun jumlah lowongan pekerjaan turun 617 ribu dari bulan sebelumnya menjadi 8,73 juta pada Oktober, menandai level terendah sejak 2021 dan jauh di bawah konsensus pasar sebesar 9,3 juta.
Kemudian, jumlah pemberhentian pekerjaan di AS juga turun menjadi 3,62 juta pada Oktober, turun dari angka revisi September sebesar 3,64 juta dan bergerak mendekati level terendah dua setengah tahun yang dicapai pada Juli.
Dari regional, Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan mencatatkan ekspansi 1,4% di kuartal III-2023 setelah tumbuh 0,9% di kuartal I-2023 dan kuartal II-2023.
“Inflasi Korea Selatan melambat menjadi 3,3% Y/Y di bulan November dari 3,8% Y/Y di bulan sebelumnya dan jauh di bawah ramalan pasar 3,7%. Tingkat inflasi bulan November ini adalah yang terendah sejak bulan Juli dan memutuskan akselerasi laju inflasi selama tiga bulan beruntun,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Sementara itu di Jepang, laju inflasi di Tokyo melambat menjadi 2,6% di bulan November dari 3,3% di bulan Oktober, sinyal melambatnya belanja konsumen.
Sebagai sentimen lanjutan, fokus perhatian investor juga tertuju pada Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang mempertahankan suku bunga di level 4,35% yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
RBA merasa membutuhkan waktu lebih lama untuk menilai kondisi kesehatan ekonomi Australia dan memutuskan apakah akan akan memperketat kebijakan moneter lebih lanjut tahun depan meskipun Bank Sentral AS dan Eropa sudah hampir pasti akan melonggrakan kebijakan moneter.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,1% ke 7.100 disertai dengan peningkatan volume pembelian.
“Selama IHSG belum mampu menembus 7.150 sebagai resistancenya, maka saat ini diperkirakan IHSG sedang membentuk wave (ii) dari wave [iii],” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (6/12/2023).
Herditya juga memberikan catatan, adapun area koreksi IHSG terdekatnya diperkirakan berada di 6.954-7.029 untuk pada label hitam.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham BMRI, HEAL, ISAT dan PGEO.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi bergerak bervariasi, dengan antisipasi rawan profit taking di perdagangan Rabu (6/12).
“IHSG masih rawan profit taking dengan potensi uji support pada kisaran 7.050 di Rabu (6/12), pasca bergerak sideways di kisaran pivot area 7.100 pada perdagangan Selasa (5/12). Secara teknikal, Stochastic RSI mengindikasikan sinyal death cross di overbought area,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham ASII, BMTR, INDF, INKP, ISAT dan SIDO.
(fad)