Logo Bloomberg Technoz

Secara teknikal nilai rupiah juga memperlihatkan peluang penguatan menuju Rp15.464/US$ hingga mencapai Rp15.438/US$ pada MA-100. Level resistance selanjutnya menarik dicermati pada Rp15.390/US$.

Adapun secara tren jangka menengah, nilai rupiah terkonfirmasi memiliki support di Rp15.550/US$, juga Rp15.600/US$ dan Rp15.652/US$ di MA-50 yang menjadi support terkuat.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 6 Desember (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Animo asing memang terlihat sudah kembali ke pasar domestik dengan aksi beli bersih sekitar Rp23,3 triliun di pasar surat utang domestik bulan lalu. Selisih imbal hasil antara RI dan AS semakin melebar dan saat ini posisinya ada di 238 basis poin.

Pelaksanaan beberapa lelang di pasar fixed income bulan ini juga memperlihatkan kegairahan pelaku pasar kembali bertransaksi.

Dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk yang digelar kemarin, nilai penawaran masuk mencatat kenaikan mencapai Rp19,75 triliun di mana pemerintah akhirnya menyerap lebih banyak ketimbang target indikatif yakni sebesar Rp9,14 triliun.

Sementara dalam lelang sekuritas baru Bank Indonesia kemarin, Sertifikat Valas (SVBI), nilai permintaan yang masuk mencapai US$50,9 juta, menurun hampir separuh dibanding nilai permintaan dalam lelang SVBI pekan sebelumnya.

BI memberikan imbal hasil lebih tinggi di kisaran 5,65% untuk SVBI 1 bulan dan 5,68% untuk tenor 3 bulan. Level yield itu jauh lebih tinggi dibandingkan imbal hasil acuan INDON 30 tahun yang saat ini terpantau di kisaran 5,46%.

Di pasar spot kemarin, rupiah kemarin ditutup melemah 50 bps ke Rp15.505/US$. Sementara kurs tengah BI ditutup melemah juga di Rp15.504/US$. Pelemahan rupiah kemarin sejalan dengan pelemahan mata uang Asia.

(rui)

No more pages