Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Anak usaha Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk membukukan kenaikan laba bersih mencapai 65,6% menjadi Rp52,35 miliar di sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023.

Meski demikian, dalam kinerja keuangan laba yang diraih oleh bank syariah pertama di Indonesia ini masih relatif mini dalam beberapa rasio. Hal ini dipengaruhi oleh penempatan dana mayoritas di surat berharga, sementara pembiayaan yang disalurkan kurang sepertiga dari total aset.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Muamalat, kenaikan laba bersih tersebut utamanya berasal dari penurunan pencatatan impairment loss. Kerugian penurunan nilai aset keuangan ini turun 100%, dari sebelumnya Rp33 miliar pada kuartal III-2022 menjadi tidak terbebani kembali pada kuartal III-2023.

Dalam kinerja keuangan yang dipublikasikan, sejatinya pendapatan setelah distribusi bagi hasil Bank Muamalat drop 9,6% menjadi Rp198,42 miliar. Lebih detail, pendapatan dari bagi hasil tercatat meningkat 9,96% menjadi Rp617,46 miliar, akan tetapi bagi hasil untuk pemilik dana investasi juga meningkat mencapai 19,5% menjadi Rp1,22 triliun.

Bank Muamalat juga mencatatkan peningkatan pendapatan atas komisi, provisi, fee dan/atau administrasi yang naik 20,7% menjadi Rp687,11 miliar. Mumalat juga berhasil mencatatkan efisiensi beban-beban lainnya mencapai 34,67% menjadi hanya Rp353,46 miliar.

Alhasil, laba sebelum pajak berhasil menguat 90,66% ke posisi Rp77,28 miliar. Sementara Earning per Share (EPS) Bank Muamalat tercatat di level Rp1,05/saham, dari sebelumnya Rp0,63/saham.

Meski demikian profitabilitas Bank Muamalat tergolong rendah yang terlihat dari return on assets (ROA) sebesar 0,16% dengan return on equity (ROE) pada 1,46%. Sebagai perbandingan ROA industri perbankan syariah pada periode yang sama tercatat 2,04%.

Bila dibedah lebih rinci sebagian besar dana yang dihimpun oleh Bank Muamalat ditempatkan pada surat berharga, nilainya mencapai Rp32,19 triliun pada akhir September 2023. Jumlah ini mencapai hampir 50% dari total aset yang mencapai Rp66,19 triliun.

Sementara itu pembiayaan yang disalurkan tercatat Rp21,7 triliun, kurang dari sepertiga dari total aset. Alhasil rasio intermediasi atau financing deposit ratio (FDR)  tercatat hanya 45,04%, jauh di bawah rata-rata industri perbankan syariah di angka 82,45%.

Tidak heran  Net Operating Margin (NOM) tercatat hanya 0,22% pada kuartal III/2023, jauh di bawah industri yang tercarat 2,72%.

Sementara itu Dana Pihak Ketiga Bank Muamalat yang tumbuh 6,9% menjadi Rp48 triliun. Pada penempatan deposito memegang porsi lebih dari setengahnya dengan jumlah Rp26,5 triliun. Sementara Current Account and Savings Account (CASA) dalam tren positif kenaikan 2,7% menjadi Rp21,5 triliun.

Total modal Bank Muamalat tercatat sebesar Rp6,94 triliun pada 30 September 2023, termasuk di dalamnya dengan modal inti dan juga modal pelengkap. Bersamaan dengan itu, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio/CAR) ada di angka yang tebal 28,67%, berada jauh di atas ketentuan otoritas.

Sebagai gambaran, BPKH saat ini merupakan pemegang saham pengendali Bank Muamalat dengan jumlah kepemilikan mencapai 82,66%. BPKH masuk menjadi pengendali Bank Muamalat dengan tujuan utamanya untuk menyelamatkan bank syariah unggulan di Indonesia dari kinerja yang kurang sehat. 

Adapun BPKH menjadi pemegang saham Bank Muamalat setelah menerima hibah saham dari Islamic Development Bank (IsDB), Bank Boubyan, Atwill Holdings Ltd., National Bank of Kuwait, IDF Investment Foundation, dan juga BMF Holding Limited pada November 2021 silam sebanyak-banyaknya 7.903 miliar saham. 

Berdasarkan data kepemilikan Bank Muamalat, pemegang saham per 30 September 2023 ialah, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menjadi pengendali dengan menggenggam sebanyak 82,66% modal ditempatkan dan disetor penuh saham Bank Muamalat.

Kemudian Andre Mirza Hartawan yang menggenggam sebanyak 5,19%, Islamic Development Bank (IsDB) sebanyak 2,04%. Sedang, sisanya 10,11% digenggam Pemegang Saham Lainnya di saham Bank Muamalat.

(fad)

No more pages