Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai Indonesia sangat siap mendukung transformasi energi hijau. Apalagi negara ini memiliki potensi energi panas bumi sekitar 24 Giga Watt.
Dengan PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGEO) sebagai pemain utama renewable energy, bersama dengan PT Geo Dipa Energi (Persero) dan PT PLN (Persero), Indonesia mampu memasok energi terbarukan sebanyak 2,2 GW.
“Potensi geothermal kita kan 24 Giga Watt sekarang dengan PGE [Pertamina Geothermal Energy], nanti dengan PLN dan Geo Dipa bisa menjadi 2,2 Giga [GW]. Artinya apa? Ketika bangsa-bangsa lain mendorong kita untuk energi hijau, kita sudah punya. Tinggal dikonsolidasikan,” ucap Erick Thohir di Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Dengan konsistensi pengembangan energi terbarukan, Erick yakin Indonesia dapat mewujudkan produk hijau. “Ketika negara lain mendorong kita [Indonesia] untuk punya green product, bisa kita sambungkan dengan pertamina, terutama dengan kilang-kilangnya. Langsung jadi green product,” ucap Erick Thohir.
BUMN melalui PGEO tercatat memiliki kapasitas terpasang panas bumi secara langsung sebesar 672 MW. Sedangkan kapasitas panas bumi lewat Joint Operation Contract (JOC) tercatat 1.205 MW. Dalam empat tahun mendatang, Pertamina Geothermal Energy menargetkan kapasitas terpasang panas bumi tumbuh menjadi 1.272 MW.
Berdasarkan data Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Desember 2020, total potensi panas bumi Indonesia mencapai 23,7 GW, yang tersebar pada wilayah kerja panas bumi (WKP) dan wilayah penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi (WPSPE).
Sementara total potensi energi baru terbarukan (EBT) mencapai 3.000 GW. Pembangkit EBT, diklaim Menteri ESDM Arifin Tasrif, terus mengalami peningkatan. Saat ini kapasitas pembangkit EBT mencapai 12 GW. Energi panas bumi menyumbang sekitar 2,2 GW. Energi bersih tersebar dalam berbagai bentuk seperti solar, hidro, bayu, bioenergi, laut, panas bumi, termasuk hidrogen dan nuklir.
Pengembangan teknologi dan skema bisnis pembangkit panas bumi, lanjut Arifin, terus berjalan, antara lain deep drilling geothermal development, enhanced geothermal system, dan offshore geothermal development.
“Potensi EBT akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mempercepat transisi energi. Pada tahun 2060 kapasitas pembangkit EBT ditargetkan sebesar 700 GW,” kata Arifin dalam Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition tahun lalu.
(wep)