Kesepakatan ini juga tunduk pada persetujuan regulator di Indonesia dan masih bisa gagal bila tidak mendapat persetujuan, tambah sumber-sumber tersebut.
Investasi di Tokopedia akan menjadi yang pertama bagi TikTok Shop, anak perusahaan layanan video ByteDance yang berkembang pesat dan telah merambah belanja online dari Amerika Serikat (AS) sampai dengan Eropa.
Khusus Indonesia perkembangannya terhenti, saat terganjal aturan Permendag di tengah perusahaan terus berkompetisi dengan Sea Ltd, bahkan Tokopedia sendiri. Hal yang membuat TikTok harus memisahkan layanan e-commerce, termasuk aktivitas checkout berbelanja dari media sosial mereka.
Kini kerja sama dengan pemain e-commerce lokal secara cerdas dapat menjadi model bagi TikTok untuk melakukan ekspansi di pasar lain seperti Malaysia, di mana pemerintahnya telah mengisyaratkan kesediaan untuk meninjau kembali pengaruh pemain luar negeri seperti TikTok.
Bloomberg News melaporkan bulan lalu TikTok dan GoTo sedang mendiskusikan potensi investasi, tetapi opsi lainnya adalah membentuk usaha patungan. Hal ini dapat mencakup pembangunan platform e-commerce baru. Perwakilan dari TikTok dan GoTo menolak berkomentar.
Tujuan utama ByteDance adalah menghidupkan kembali layanan belanja online di arena ritel terbesar di Asia Tenggara. TikTok, satu-satunya platform yang langsung terkena dampak dari peraturan baru yang diterbitkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bulan Oktober. TikTok mengumumkan layanan e-commercenya pada 3 Oktober dan efektif tutup satu hari setelahnya pukul 17:00 WIB.
Indonesia adalah pasar pertama dan terbesar untuk TikTok Shop. TikTok Shop memulai layanannya di Indonesia pada tahun 2021 dan langsung meraih sukses khususnya pada pembeli berusia muda, dan mengutamakan video sehingga mendorongnya untuk berekspansi ke pasar lain, termasuk Amerika Serikat.
Bagi GoTo, perusahaan internet terbesar di Indonesia, kesepakatan dengan TikTok bisa jadi berisiko karena akan membantu saingan ritel online utama untuk beroperasi di Indonesia. Namun, kesepakatan ini juga akan memberikan GoTo mitra media sosial global yang kuat dalam pengaturan dan dapat meningkatkan volume belanja, logistik, dan pembayaran untuk kedua perusahaan.
Chief Executive Officer (CEO) Patrick Walujo, yang mengambil alih posisi ini pada bulan Juni, mencoba membawa GoTo ke profitabilitas yang disesuaikan pada akhir tahun ini untuk menunjukkan bahwa perusahaan transportasi online dan e-commerce ini memiliki potensi jangka panjang.
Managing partner dari pemegang saham Northstar Group ini melanjutkan kampanye para pendahulunya untuk mengurangi kerugian dengan memangkas jumlah karyawan, mengurangi promosi, dan memperketat kontrol pengeluaran. Sedangkan TikTok telah berusaha untuk melibatkan pejabat pemerintah dan perusahaan media sosial lainnya untuk mencari cara untuk kembali beroperasi e-commerce-nya di Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan sebelumnya TikTok telah berbicara dengan lima perusahaan termasuk Tokopedia, PT Bukalapak.com, dan Blibli tentang kemungkinan kemitraan.
Indonesia adalah salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang menentang TikTok. Menghadapi konflik ini akan menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan karena pemerintah di seluruh dunia menilai bagaimana negara terbesar di Asia Tenggara ini bergerak untuk mengekang raksasa media sosial yang sedang berkembang ini.
TikTok mengatakan beberapa bulan sebelumnya bahwa mereka akan menginvestasikan miliaran dolar ke wilayah tersebut.
Menyusul pembatasan di Indonesia, negara tetangga, Malaysia, pemeritnah setempat mengatakan mempelajari kemungkinan untuk mengatur TikTok dan operasi e-commerce-nya.
Pemimpin media sosial ini telah menghadapi kemungkinan pelarangan dan pengawasan di negara-negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan India karena masalah keamanan nasional.
(bbn)