Indonesia masih tertinggal dalam hal keterampilan tingkat tinggi yang dibutuhkan oleh pekerja berpengetahuan dalam peran profesional, manajerial, atau kepemimpinan.
Lebih dari 70% tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor-sektor bergaji rendah seperti pertanian dan konstruksi, menurut laporan terpisah dari HSBC Holdings Plc. Presiden Joko Widodo berharap hilirisasi akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan keterampilan pekerja lokal.
"Jika Indonesia membuat kemajuan dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja, gaji pekerja dan produktivitas, dengan jumlah penduduk yang besar, maka Indonesia dapat menuai dividen demografi," kata Felipe Monteiro, direktur akademis INSEAD.
"Hal ini menciptakan siklus positif PDB yang lebih tinggi, yang menarik talenta, yang pada gilirannya mendorong PDB yang lebih tinggi lagi."
Dengan 270 juta penduduknya, di mana dua pertiganya adalah usia produktif, Indonesia memiliki potensi untuk membuka pertumbuhan ekonomi seperti yang terjadi di Tiongkok, tambahnya.
Otomatisasi dan kecerdasan buatan memberikan peluang bagi Indonesia untuk dengan cepat mengubah tenaga kerjanya karena tidak banyak sistem lama yang menghambat pelatihan ulang.
"Ketika Anda mengalami transformasi besar seperti ini, selalu ada peluang bagi pasar negara berkembang untuk melompati," kata Monteiro.
INSEAD merupakan sekolah bisnis pascasarjana yang memiliki kampus di Eropa, Singapura dan Timur Tengah. Kampus ini berdiri sejak 1957.
(bbn)