Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara di pasar global mencetak reli empat hari berturut-turut dan kemarin berhasil ditutup menguat 0,71% ke kisaran US$ 134,45 per metrik ton.

Harga kontrak batu bara di pasar ICE Newcastle, Australia, pada Senin (4/12/2023), tercatat melesat 5,5% dalam empat hari perdagangan berturut-turut sejak pekan lalu.

Harga batu bara melesat tahun lalu ketika pecah konflik di Ukraina. Ketika itu batu bara sempat menembus US$ 356,25 per metrik ton. Setelah mencapai puncak, perlahan harganya meluncur turun di mana sempat level terendah tahun ini pada 6 November lalu di US$ 122,25 per metrik ton. Setahun terakhir, harga batu bara bergerak rata-rata di US$ 187,62 per metrik ton.

Riset terbaru dari Rystad Energy yang dilansir kemarin menyebut, puncak produksi listrik global dari pembangkit bertenaga batu bara akan mencapai puncak tahun ini dengan lonjakan pemakaian energi terbarukan.

Pembakaran batu bara untuk menghasilkan listrik akan menghasilkan sekitar 10,373 terawatt-jam listrik di seluruh dunia pada 2023. Angka itu diperkirakan akan turun menjadi 10,332 terawatt-jam pada tahun depan, menurut laporan dari perusahaan riset yang berbasis di Oslo itu. 

“Penurunan total pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2024 mungkin kecil di atas kertas, tetapi ini menandakan dimulainya era energi terbarukan di pasar listrik,” Carlos Torres Diaz, wakil presiden senior penelitian energi terbarukan dan ketenagalistrikan Rystad, seperti dilansir dari Bloomberg News, Selasa (5/12/2023).

Penggunaan batu bara untuk sektor ketenagalistrikan saat ini tengah mencapai puncak. Menurut Dennis Wamsted, analis energi di Institute for Energy Economics and Financial Analysis, dalam sebuah wawancara, penggunaan batu bara sebagian besar tidak mengalami perubahan selama beberapa tahun terakhir.

“Apakah kita berada pada titik di mana kita tidak akan naik lagi? Ya, jelas kita berada di titik itu,” ujarnya.

Para pejabat, eksekutif dan pemerhati lingkungan tingkat global saat ini bertemu di ajang pertemuan tahunan membahas iklim PBB, COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab.

Pertemuan tahunan itu dilansir di antaranya untuk menuntaskan perjanjian guna meningkatkan energi ramah lingkungan dan membatasi konsumsi bahan bakar fosil.

(rui)

No more pages