Bloomberg Technoz, Jakarta - Bulan ini menjadi penentu perubahan status emiten milik Anthoni Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), dari perusahaan terbuka menjadi tertutup, alias go private.
Hal tersebut sejalan dengan rapat umum luar biasa (RUPSLB) soal go private, yang rencananya akan digelar bulan ini. RUPSLB dijadwalkan pada 19 Desember 2023.
Seperti diketahui, Nusantara Infrastructure (META) berencana go private. Seiring dengan aksi korporasi itu, Nusantara Infrastructure (META) perlu melakukan penawaran tender saham atau tender offer.
Harga pelaksanaan tender offer akan ditetapkan lebih tinggi dari harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam jangka waktu 90 hari sebelum pengumuman RUPSLB soal go private. Skema penetapan harga pelaksanaan mengacu pada Pasal 79 jo. Pasal 76 POJK No. 3/2021.
Tender offer akan dilakukan oleh Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI). Selain pemegang saham mayoritas, perusahaan ini juga merupakan pengendali Nusantara Infrastructure (META).
Catatan untuk pemegang saham, jika rencana go private disetujui dalam RUPSLB, maka pemegang saham publik yang tidak bersedia menjual sahamnya dalam tender offer akan tetap menjadi pemegang saham perusahaan tertutup.
Dengan demikian, para pemegang saham publik tersebut tidak dapat lagi menjual sahamnya selama proses penawaran tender.
Berikut rincian jadwal go private Nusantara Infrastructure (META), seperti dikutip dari keterbukaan informasi.
- 24 November 2023: Recording Date untuk menentukan pemegang saham yang berhak menghadiri dan memberikan suara dalam RUPSLB.
- 19 Desember 2023: RUPSLB.
- 21 Desember 2023: Pengumuman hasil RUPSLB.
- 22 Desember 2023: Pengumuman rencana tender offer kepada publik.
- 5 Januari 2023: Perkiraan tanggal efektif tender offer dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
- 10 Januari 2024-9 Februari 2024: Pelaksanaan tender offer.
- 21 Februari 2024: Perkiraan pembayaran.
- 17 April 2024: Perkiraan BEI membatalkan pencatatan efek (delisting).
(mfd/dhf)