Risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh EG.5 dinilai rendah pada tingkat global, sejalan dengan risiko yang terkait dengan XBB.1.16 dan varian menarik lainnya yang sedang beredar saat ini (lihat tabel evaluasi risiko di bawah). Meskipun EG.5 telah menunjukkan peningkatan prevalensi, keunggulan pertumbuhan, dan sifat pelarian kekebalan, tidak ada perubahan yang dilaporkan dalam tingkat keparahan penyakit sampai saat ini.
Gejala EG.5 tampaknya mirip dengan varian lain. Gejala umum COVID-19 meliputi demam, batuk, dan kelelahan, serta hidung berair, sakit kepala, atau nyeri otot. Ini bisa terasa seperti pilek, flu, atau pneumonia.
"Kami tidak mendeteksi perubahan dalam tingkat keparahan EG.5 dibandingkan dengan subliniase Omicron lainnya yang beredar sejak akhir 2021," kata Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis COVID-19 WHO.
Untuk tingkat risikonya ada pada level sedang. Karena kekebalan dari antibodi atau netralisasi XBB.1.5, varian sebelumnya yang mendominasi secara global dan mencapai prevalensi >50%.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian kesehatan Singapura mengatakan bahwa jumlah infeksi COVID-19 meningkat menjadi 22.094 dalam sepekan selama 19-25 November. Angka tersebut naik dua kali lipat dari pekan sebelumnya yang tercatat sebanyak 10.726 kasus.
"Rata-rata aksus rawat inap dan ICU harian akibat COVID-19 tetap stabil," tambah pihak kementerian seperti diberitakan oleh Channel News Asia.
Pihak kementerian mengatakan varian EG.5 atau Eris dan sub-garis turunannya, HK.3, menginveksi setidaknya 70 persen dari kasus.
(spt/ain)