Sektoral saham teknologi dan saham barang baku menjadi pendukung utama penguatan IHSG dengan kenaikan 4,83% dan 1,42%, disusul oleh menguatnya saham energi sebesar 0,87%.
Sedangkan, sektoral saham infrastruktur mengalami koreksi 0,52%.
Sejumlah saham-saham teknologi yang menjadi pendorong kenaikan IHSG adalah, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang meroket hingga 19,9%, PT IndoInternet Tbk (EDGE) yang melesat mencapai 19,8% juga dengan saham PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang menguat 10%.
Senada, saham barang baku juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Citra Tubindo Tbk (CTBN) meroket 9,64%, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melesat naik 8,05% dan saham PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) menguat 6,12%.
Adapun kinerja bursa di Asia siang hari ini bergerak bervariasi. Indeks Kospi menguat 0,55%, indeks Strait Times Singapore menghijau 0,44%, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,62%, indeks Nikkei 225 drop 0,57% dan indeks Shanghai Composite melemah 0,1%.
Pada perdagangan sebelumnya, Bursa Saham Amerika Serikat (AS) ditutup kompak menghijau. Indeks Dow Jones menguat 294,6 poin atau setara dengan kenaikan 0,82% ke level 36.245,5. Kemudian, Nasdaq naik 78,8 poin atau setara 0,55% ke level 14.305. Indeks S&P 500 naik 26,8 poin atau setara 0,59% ke 4.594,6.
Bursa Saham AS, IHSG dan sejumlah indeks regional kembali melanjutkan reli sejalan dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell terkait dengan suku bunga acuan The Fed. Ia menyatakan, kenaikan suku bunga acuan sudah sangat terbatas, meski ia tak ragu untuk menaikkannya kembali jika dibutuhkan.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, spekulasi atas pengguntingan suku bunga The Fed sebesar seperempat poin pada bulan Maret telah meningkat, dengan pasar swap yang sepenuhnya menetapkan harga penurunan pada bulan Mei. Mereka juga memproyeksikan pelonggaran penuh pada Desember 2024.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, investor berspekulasi mengenai penurunan suku bunga acuan setelah data terkini memperlihatkan tingkat inflasi terus menurun. Sementara itu, pasar kontrak berjangka (Futures) saat ini melihat 92% peluang suku bunga akan dilakukan oleh Federal Reserve di akhir bulan Juni 2024, naik dari peluang 60% satu bulan yang lalu.
(fad)