Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemodal asing telah kembali ke pasar domestik. Sedikitnya selama November, nilai modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp23,28 triliun di pasar surat utang saja. Bahkan di hari terakhir bulan lalu, investor asing memborong SBN sedikitnya Rp7,5 triliun.

Arus masuk modal asing itu diprediksi akan berlanjut di bulan terakhir tahun ini seiring dengan menguatnya keyakinan para investor bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memulai penurunan bunga acuan tahun depan.

Mengacu pada data Bloomberg, selama November, para investor asing (global fund) telah membeli US$ 1,5 miliar Surat Berharga Negara (SBN), menjadi nilai pembelian tertinggi sejak Januari lalu. Mengacu pada kurs JISDOR, nilai itu setara dengan Rp23,28 triliun. 

Nilai pembelian itu juga mengakhiri tren arus keluar modal asing tiga bulan sebelumnya di mana pemodal asing melepas sedikitnya US$ 2,4 miliar, berdasarkan data yang dikompilasi Bloomberg.

Data Bank Indonesia yang dilansir pekan lalu juga mencatat, asing mencetak pembelian bersih sebesar Rp15,92 triliun selama periode 27-30 November 2023, yang terdiri atas Rp10,6 triliun di SBN, lalu Rp380 miliar di saham dan beli neto Rp4,94 triliun di Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI). 

Sementara bila menarik data lebih jauh dari awal tahun hingga akhir November, pemodal asing telah memborong Rp71,69 triliun SBN, dan membeli Rp37,27 triliun di SRBI serta masih mencatat posisi jual neto di pasar saham sebesar Rp15,22 triliun.

Posisi kepemilikan asing di SBN sampai 30 November, menurut data Kementerian Keuangan yang terakhir dirilis, mencapai Rp833,88 triliun, tertinggi sejak April 2022.

Reli kenaikan animo asing di aset-aset pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan berlanjut dengan semakin kuatnya sinyal penurunan bunga acuan oleh The Fed tahun depan. Pada saat yang sama, kondisi APBN yang sejauh ini masih terkendali memungkinkan Indonesia mengakhiri penerbitan obligasi lebih cepat, menurut penilaian Philip McNicholas, analis pasar surat utang negara dari Robeco Group di Singapura, seperti dilansir oleh Bloomberg News, Senin (4/12/2023).

"Kurangnya pasokan kemungkinan membuat pasar mempertahankan bias untuk melemah hingga sekitar pertengahan Januari kecuali ada pasokan yang mengejutkan dan substansial di pasar Treasury," jelas analis.

Selain itu, komitmen Bank Indonesia melindungi mata uang melalui kenaikan bunga acuan pada Oktober juga berimbas menjaga selisih yield masih tetap tinggi. Hal itu, membuat daya tarik aset Indonesia masih menarik di mata asing.

Sampai siang ini, selisih yield SBN 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun berada di kisaran 230 basis poin, cukup lebar setelah sebelumnya sempat menyempit di bawah 200 bps.

Yield SBN 10 tahun saat ini di 6,54%, turun 2,8 bps. Sementara yield Treasury 10 tahun sekarang sudah 4,25%.

Rupiah juga bertahan menguat di level Rp15.454/US$, menguat 0,2% jelang penutupan sesi 1 perdagangan hari ini. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) reli kencang dengan penguatan 1,07% ke 7.133.

(rui/roy)

No more pages