Emas diuntungkan bila The Fed berhenti menaikkan bunga acuan. Emas semakin diuntungkan ketika The Fed memulai penurunan bunga. Itu karena pergerakan harga emas berkebalikan dengan dolar Amerika Serikat (AS).
Ketika The Fed memperketat moneter, dolar AS jadi naik pamor. Di sisi lain, harga emas melemah karena dolar AS menguat. Dolar AS beberapa waktu terakhir posisinya sudah menjadi safe haven para pemodal global terutama bila adagium 'cash is king' menjadi pilihan di tengah ketidakpastian yang meningkat.
Ketika data-data perekonomian AS semakin mendukung skenario dimulainya penurunan bunga acuan pada kuartal I-2024 nanti, emas semakin banyak diburu seiring hengkangnya pemodal dari dolar AS. Level rekor terakhir emas sebelum hari ini tercipta kala pandemi pecah di mana kala itu emas dunia menyentuh US$ 2.075,47 per troy ounce pada Agustus 2020.
Nah, dengan lanskap terakhir ini, apakah ini waktu yang tepat bagi para investor ritel emas untuk memulai investasi emas dengan berharap potensi kenaikan lebih lanjut di masa mendatang? Juga, apakah kini adalah waktu yang tepat bagi investor yang sudah banyak menabung di emas untuk menjual dan menikmati keuntungan dari lonjakan harga?
Menurut analis, harga emas masih berpeluang melanjutkan kenaikan harga dalam waktu dekat sejalan dengan langkah bank-bank sentral di banyak negara yang terus memborong emas.
Jadi, selain akan didorong oleh sentimen penurunan bunga acuan The Fed, emas masih bisa naik akibat adanya potensi kenaikan permintaan di pasar emas fisik. "Pembelian emas oleh bank sentral akan berlanjut tahun depan," kata Soni Kumari, Ahli Strategi Komoditas di ANZ Banking Group, seperti dilansir oleh Bloomberg News, Senin (4/12/2023).
Secara teknikal, berdasarkan analisis Tim Riset Bloomberg Technoz menggunakan indikator Moving Average (MA), harga emas saat ini ada di atas MA-50, MA-100 dan MA-200 yang mencerminkan tren bullish dan berpotensi terus menguat.
Terdapat level resistance yang sangat menarik dicermati pada level US$ 2.100/troy ounce yang menjadi level psikologis, di mana bila emas bisa bertahan di atas itu, ia bisa terus menguat dan breakout resistance membentuk rekor harga tertinggi baru (All Time High/ATH) di atas US$ 2.164. Apabila level resistance ini berhasil dijebol dengan volume yang tinggi, maka resistance potensial selanjutnya terkonfirmasi ke US$ 2.240.
Sebagai gambaran, MA merupakan indikator harga rata-rata dalam rentang waktu tertentu, yang kemudian dihubungkan ke dalam bentuk garis.
Melihat berbagai sentimen dan katalis yang ada, didukung oleh analisis indikator teknikal, prospek penguatan harga emas dunia masih sangat mungkin berlanjut sampai kuartal I-2024 nanti, ketika The Fed diprediksi memulai penurunan bunga acuan.
Bagi Anda yang sudah menabung emas cukup lama dan ingin merealisasikan keuntungan, hal itu bisa menjadi langkah pilihan terutama bila saat ini kebutuhan dana likuid cukup besar. Keuntungan dalam 10 tahun kini telah mencapai 120% untuk para pembeli emas Antam, atau sekitar 12% per tahun.
Sebaliknya, dengan masih adanya potensi kenaikan harga emas lebih lanjut, bagi Anda yang belum memiliki kebutuhan mendesak mencairkan emas, Anda masih bisa menunggu untuk mengeruk keuntungan lebih besar ketika harga emas kembali pecah rekor.
(rui/roy)