Dia menjelaskan beberapa fenomena ekonomi global yang terjadi. Pertama, muncul ketidakpastian pergerakan ekonomi di tengah membaiknya tingkat inflasi menuju level pra-pandemi covid-19, khususnya pada negara-negara maju.
Kedua, sentimen di pasar keuangan cenderung positif, didukung peningkatan ekspektasi berakhirnya siklus kenaikan suku bunga global setelah rilis data Ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) serta berlanjutnya penurunan tingkat inflasi optimum.
Ketiga, Sektor keuangan di Tiongkok tertahan akibat penurunan kinerja perekonomian, termasuk disebabkan persoalan di sektor properti. Keempat, kondisi geopolitik global kembali menegang seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah dan beberapa perkembangan pemilihan umum politik di negara-negara maju yang menunjukkan kemenangan dari partai-partai politik beraliran kanan.
"Perkembangan tersebut mendorong penguatan pasar keuangan global dan penurunan volatilitas, baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar," papar Mahendra.
Dalam perkembangannya, investor asing mulai masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk ke Indonesia setelah dalam tiga bulan sebelumnya melakukan penarikan dana signifikan.
Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi relatif baik, didukung oleh tingginya pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga dan investasi, meski ekspor masih terkontraksi.
(lav)